Washington, 8/3/19 (SOLUSSInews) – Perang dagang Amerika Serikat vs Republik Rakyat Tiongkok telah membikin perekonomian global, terutama negara-negara medium seperti Indonesia mengalami goncangan.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kini akhirnya mendorong Tiongkok untuk membuat kesepakatan yang mengakhiri perang dagang sebelum memasuki Tahun 2020.
Dilaporkan, dorongan tersebut membuat investor di pasar keuagan menahan diri untuk menunggu kesepakatan akhir perang dagang antarkedua negara yang telah berjalan selama setahun terakhir.
Pada Rabu (6/2/19) lalu, Bloomberg melaporkan, Trump mendorong percepatan kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok tercapai, sebelum dirinya kembali berkampanye untuk pemilihan umum (Pemilu) 2020.
Pengumuman Trump tersebut membuat Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan membuat penundaan kenaikan suku bunga, yang sebelumya akan dilakukan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi di zona euro akibat dampak perang dagang AS-Tiongkok.
Beberapa investor di pasar keuangan mengharapkan sinyal ECB tentang penundaan kenaikan suku bunga sampai tahun depan dan peluncuran kembali pinjaman bank jangka panjang akan menangkal perlambatan ekonomi di kawasan Eropa.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi
Sejumlah mata uang pada perdagangan Kamis kemarin ditutup menguat terhadap dolar, antara lain dolar Australia yang menguat terhadap Dolar AS, yakni naik 0,15 persen menjadi 704. Mata uang Yuan juga naik tipis terhadap dolar, yakni sebesar 0,01% menjadi 6.710.
Perang dagang AS-Tiongkok telah menyebabkan sejumlah negara memprediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2019, karena dampak yang meluas terhadap perdagangan dunia.
Namun Tiongkok justru memprediksi pertumbuhan ekonomi antara enam hingga 6,5 persen pada 2019.
Pemerintah Tiongkok juga mengatakan pada pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional yang sedang berlangsung di negara itu, memutuskan untuk memotong pajak dan biaya hampir sebesar US$ 300 miliar sebagai insentif untuk mendukung sektor industri menghadapi dampak perang dagang dengan AS. Demikian Suara Pembaruan seperti dilansir BeritaSatu.com. (S-SP/BS/jr)