Jakarta, 15/3/19 (SOLUSSInews) – Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, saham PT Lippo Karawaci Tbk, pengembang real estat terintegrasi terkemuka di Indonesia, semakin meroket.
Dilaporkan, hingga pukul 11.00 WIB Jumat (15/3/19) ini, saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik Rp18 (6,71 persen) mencapai Rp286 dari perdagangan kemarin Rp268.
Frekuensi tercatat 2.571 dengan volume 1,085 juta senilai Rp30,824 juta.
Bahkan, saham LPKR sempat menyentuh level tertinggi Rp290 dan terendah Rp268, dengan harga pembukaan Rp272.
Dilansir BeritaSatu.com, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pencapaian ini melanjutkan tren positif setelah Kamis (14/3/19) ditutup naik Rp12 (4,68 persen) mencapai Rp268 dari Rp256.
Dengan demikian, sejak kemarin hingga siang ini pukul 11.00, saham LPKR sudah naik 11,3 persen.
Rekomendasi Moodys
Kenaikan saham LPKR sebenarnya sudah terjadi sejak Rabu (13/3/2019) yang ditutup naik Rp2 (0,78 persen) mencapai Rp 256 dari perdagangan sebelumnya Rp254.
Kenaikam saham LPKR hari ini tak lepas dari rekomendasi lembaga pemeringkat dunia, Moody’s Investors Service (Moody’s) yang menaikkan prospek peringkat PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjadi ‘Stabil’ dari sebelumnya ‘Negatif’.
Selain itu, Moodys juga mempertahankan peringkat B3 Lippo Karawaci, sementara S&P Global Ratings (S&P) menempatkan peringkat ‘CCC+’ atas utang jangka panjang di CreditWatch dengan implikasi positif.
Perubahan dalam prosepek peringkat Moody’s mencerminkan ekspektasi lembaga pemeringkat tersebut bahwa Lippo Karawaci akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai kebutuhan operasional dan memenuhi kewajiban utang hingga akhir tahun 2020.
Tunjukkan komitmen kuat
Moody’s percaya, usulan untuk melakukan right issue yang dijamin menunjukkan komitmen kuat dari keluarga Riady untuk mendukung langkah-langkah pengurangan utang perseroan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun.
Moody’s juga mempertahankan peringkat B3 untuk surat utang tanpa jaminan dari obligasi yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte Ltd, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh LPKR.
Sementara itu, S&P percaya, program pendanaan akan membantu memperbaiki posisi keuangan perseroan dengan mengurangi utang, dan mendanai pertumbuhan di masa depan dalam bisnis propertinya.
S&P berencana untuk menyelesaikan CreditWatch setelah right issue LPKR selesai, yang berpotensi dapat menaikkan peringkat dengan satu atau dua tingkat.
Dijamin keluarga Riady
Sebagaimana diketahui, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berencana menerbitkan saham baru (right issue) senilai US$730 juta (Rp10 triliun) dengan nilai nominal per saham Rp100.
Aksi korporasi ini diakukan dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang dijadwalkan pada kuartal II-2019 dan selambat-lambatnya kuartal III-2019.
Right issue tersebut akan dijamin sepenuhnya oleh keluarga Riady, melalui PT Inti Anugrah Pratama (IAP). IAP merupakan pemegang saham terbesar LPKR dengan porsi kepemilikan 36,38 persen.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Lippo Karawaci merupakan perusahaan real estat terintegrasi terkemuka di Indonesia dengan total aset US$ 3,4 miliar per 31 Desember 2018.
Bisnis inti perusahaan terdiri dari pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls dan layanan kesehatan. Perusahaan juga secara aktif terlibat dalam pengembangan terintegrasi, perhotelan, pengembangan dan manajemen perkotaan, serta layanan manajemen aset.
Hadir di 35 kota, perusahaan adalah pengembang properti terkemuka di Indonesia dengan 1.297 Ha landbank yang siap untuk dikembangkan. Melalui dua anak perusahaan publik tercatat, PT Lippo Cikarang Tbk, dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, di mana LPKR masing-masing memiliki saham 54,4 persen dan 62,7 persen, LPKR mengembangkan dan mengoperasikan pengembangan kota di Lippo Cikarang di Bekasi dan di Tanjung Bunga di Makassar. (S-BS/jr — foto ilustrasi istimewa)