Jakarta, 12/4/19 (SOLUSSInews) – Sejak Januari lalu, kontraktor ‘proyek hoax’ benar-benar banyak dapat order. Jelang Pilpres dan Pileg, 17 April 2019, jenis pekerjaan mulai banyak di bidang ‘deligitiasi’ Pemilu, yang digoreng seolah-olah terjadi kecurangan dan macam-macam.
“Sekarang mulai menurun hoax dan fitnah ke pribadi tertentu, terutama Capres Nomor Urut 01, Joko Widodo. Mungkin kareba semakin tak mempan, dan sebaliknya, Jokowi kian mendapt simpati rakyat,” ungkap Peneliti Institut Studi Nusantara (ISN), Selvijn Ellias, Jumat (12/4/19) di Jakarta.
Karenanya, menurutnya, pekerjaan ‘proyek’ beralih ke upaya mendeligitimasi hasil Pemilu, padahal belum dilaksanakan.
“Ada yang ancam akan ‘geruduk’ KPU, ada pula yang sebar kartu sudah tercoblos, bahkan menakut-akuti warga yang akan ke TPS, dan seterusnya,” bebernya.
Rakyat justru makin bersimpati
Sementara itu, Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, ‘proyek’ untuk mendelegitimasi Pemilu dan penyelenggaranya yang dilakukan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai gagal total.
Sebaliknya, saat ini rakyat justru makin bersimpati kepada Jokowi-Ma’ruf Amin yang selalu bekerja dalam jalan persaudaraan serta rekonsiliasi.
Hasto menambahkan, ada berbagai proyek yang dilakukan, sebagai suatu kesatuan upaya mendelegitimasi Pemilu 2019. Yakni berbagai ancaman mengadakan people power, hoax tujuh kontainer yang telah dicoblos, hoax bocoran penghitungan suara luar negeri, fitnah server KPU didesain untuk memenangkan Paslon 01, hingga skenario surat suara sudah dicoblos.
Padahal, KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu, dipilih secara demokratis di DPR RI. Dan saat itu, Gerindra, PAN, dan PKS menjadi bagian koalisi yang ikut memimpin pemilihan itu.
“Maka, ketika berbagai sandiwara pemilu dijalankan, dan berbagai hoax dan fitnah diluncurkan hanya untuk menyerang Pak Jokowi, maka rakyat Indonesia justru berbalik arah. Rakyat semakin memerkuat dukungan pada Pak Jokowi. Jadi semua jurus hitam yang dipakai menjadi senjata makan tuan,” ujar Hasto, Jumat (12/4/19), seperti dilansir BeritaSatu.com.
Mengalir energi negatif
Disebut Hasto, tim Prabowo-Sandi seharusnya paham, ketika aspek negatif seperti hoax dan fitnah digunakan, hal tersebut akan masuk ke dalam perilaku, mental, dan cara bertindak yang negatif pula.
“Bisa dibayangkan mengapa Prabowo kerap semakin emosional dan dari tangannya mengalir energi negatif dengan gebrakan. Hal tersebut malah mengikis martabat Prabowo sendiri,” tuturnya.
Demikian halnya sosok Ratna Sarumpaet, Neno Warisman, Bahar Smith, Amien Rais, Fadli Zon, dan lain-lain, yang menurut Hasto semuanya banyak menampilkan hal negatif, sebangun dengan watak serta karakter hoax itu sendiri.
“Untuk itu, mari perangi hoax dan fitnah. Jurus Trump yang mendeligitmiasi penyelenggara pemilu agar banyak golput, tidak berlaku di sini,” katanya.
“Berbagai jurus hitam yang dijalankan untuk menyerang Pak Jokowi-Ma’ruf Amin, akan berhadapan dengan benteng kultural, berupa niat baik, tenggang rasa, cinta damai, dan keharmonian. Watak dan karakter bangsa Indonesia itu membangun persaudaraan. Jadi jangan kotori peradaban kita dengan hal-hal hitam yang merusak sistem nilai kemanusiaan kita,” ulas Hasto Kristiyanto lagi. (S-BS/jr)