Jakarta, 3/5/19 (SOLUSSInews) – Perusahaan pengembang papan atas nasional, PT Lippo Karawaci Tbk mencatat total pendapatan sebesar Rp2,8 triliun pada kuartal I 2019. Ini berarti meningkat 12 persen dibanding kuartal I 2018.
Dilaporkan, penyumbang terbesar peningkatan ini berasal dari pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) dari segmen kesehatan, yakni Rumah Sakit Siloam Hospitals (Siloam Hospitals Group).
Pada kuartal I 2019, Siloam Hospital membukukan pendapatan sebesar Rp1,7 triliun atau meningkat 18, 2 persen dibanding kuartal I 2018 yang baru Rp1,5 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari bisnis mall dan lain-lain juga meningkat 1,9 persen menjadi Rp444 miliar, menyumbang 15,8 persen dari recurring income.
Titik balik sejarah perseroan
CEO PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), John Riady berharap. pendapatan di kuartal I 2019 ini menjadi titik balik sejarah perseroan dan semangat untuk mempercepat rencana transformasi strategis.
“Tim manajemen Lippo Karawaci bersemangat untuk mempercepat rencana tranformasi strategis dan berharap hasil kuartal I 2019 akan menjadi titik balik dalam sejarah LPKR,” ujar John dalam siaran pers, Rabu (1/5/19), sebagaimana juga dilansir KOMPAS.com.
John yang baru sekitar dua bulan didapuk menjadi CEO LPKR, mengatakan, program pendanaan komprehensif juga berjalan dengan sangat baik.
Pasalnya, LPKR telah menyelesaikan tender obligasi, dengan hasil pembelian kembali surat utang senior sebesar 8,67 juta dollar AS, dan pembayaran kembali pinjaman-pinjaman.
Program ini akan menghasilkan dana sebesar 1,01 miliar dollar AS. Angka ini diperoleh melalui rights issue sebesar 730 juta dollas AS, penjualan Puri Mall ke LMIRT sebesar 260 juta dollar AS, dan penjualan dua rumah sakit di Myanmar sekitar 19,5 juta dollar AS.
Properti hidup kembali
Dalam beberapa bulan mendatang, papar John, yang merupakan generasi ketiga keluarga Riady, perseroan dapat menyelesaikan right issue. Dana hasil dari rights issue akan digunakan untuk membayar utang-utang bank dan pelunasan awal obligasi 2020.
“Dalam beberapa bulan mendatang, kami berharap dapat menyelesaikan rights issue dan melakukan pembayaran berbagai pinjaman bank dan pembelian kembali obligasi secara agresif serta mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang ada,” papar cucu dari founder Lippo Group, Mochtar Riady, dan salah satu putra James Riady ini.
John juga berharap, pasar properti akan hidup kembali meskipun terdapat perlambatan di kuartal I 2019. Namun, dia meyakini LPKR akan tetap fokus di segmen properti dan layanan kesehatan serta mengadopsi strategi ekspansi yang disiplin di segmen tersebut.
“Selain itu, kami berharap pasar properti juga akan hidup kembali beberapa bulan mendatang dengan suasana yang lebih dovish dari bank sentral, sehingga dapat mendukung ekspansi pasar,” lanjutnya.
Di sisi lain, LPKR akan mengalokasikan dana hingga 100 juta dollar AS dari rights issue untuk penyelesaian berbagai proyek, sudah pasti di dalamnya ada mega-proyek Meikarta yang spektakuler serta mendunia itu. (S-KC/jr)