Jakarta, 9/6/19 (SOLUSSInews) – Sejak awal tahun ini, berseliweran informasi cukup akurat, OVO telah mencapai derajat ‘unicorn’.
Terhadap hal ini, manajemen melalui Direktur PT Visionet Internasional (OVO), Johnny Widodo, memang sempat menyampaikan, perusahaannya telah menyandang status ‘unicorn’.
Namun, Direktur OVO lainnya, Harianto Gunawan mengatakan, perusahaan masih fokus meningkatkan transaksi dulu.
Harianto juga enggan menyebutkan besaran valuasi OVO terkini. “Kami belum dapat update apapun,” katanya di Graha Mitra, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, ‘unicorn’ merupakan startup bervaluasi lebih dari US$1 miliar.
Fokus tingkatkan transaksi
Harianto menegaskan, OVO masih fokus meningkatkan jumlah transaksi terlebih dulu. “Kami masih fokus bagaimana nih nasabah kami, user, mitra dan lainnya, kami bisa serve mereka dulu,” katanya.
OVO ingin menggandeng mitra yang tingkat penggunaannya (use case) tinggi seperti transportasi, makanan dan minuman, maupun e-commerce.
“Kami akan terus menjajaki strategic partnership dengan (perusahaan) yang punya reputasi. Kami fokus kembangkan use case secepatnya,” ujarnya.
Miliki 115 juta pengguna
Saat ini, OVO memiliki 115 juta pengguna yang dihitung berdasarkan kemitraan, seperti dengan Grab ataupun Kudo.
OVO memiliki 500 ribu mitra, yang 230 ribu di antaranya merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Yang teranyar, OVO menyediakan fitur cicilan. Layanan bayar kemudian (Pay Later) ini lebih dulu diterapkan untuk pembayaran di Tokopedia.
“Kami mau memperkuat produk layanan keuangan,” ujar Harianto seperti dilansir katadata.com.
Adapun Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Johnny Widodo sebelumnya telah mengklaim status ‘unicorn’. “I think already,” kata Johny Widodo dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV pada 31 Januari 2019 lalu. (S-KD/jr)