Jakarta, 31/7/19 (SOLUSSInews) – Panasonic, perusahaan elektronik raksasa dari Jepang, merelokasi produksi pengatur suhu dalam ruang atau AC berkapasitas besar 2PK dan 2,5 PK dari Malaysia ke pabrik PT Panasonic Manufacturing Indonesia di Jalan Raya Bogor, Jakarta.
Sebagaimana dikemukakan Presiden Komisaris PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI), Rachmat Gobel, relokasi pabrik AC ini membuktikan Indonesia tidak sekedar pasar yang besar, tapi juga basis produksi elektronik yang penting bagi Panasonic.
“Akhir tahun kami akan ekspor AC ke Nigeria,” kata Rachmat Gobel pada peluncuran produksi perdana AC hasil relokasi pabrik di Malaysia, yang sekaligus bertepatan dengan produksi ke-5 juta AC dari PT Panasonic Manufacturing Indonesia di Jakarta, Selasa (30/7/19).
Pada acara yang juga dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto itu, ia mengatakan, pencapaian tersebut tidak lepas dari ketrampilan sumber daya manusia yang ada di pabrik PT Panasonic Manufacturing Indonesia, sehingga dipercaya untuk produksi AC ukuran besar.
“Dengan relokasi ini, diperkirakan bisa mengurangi impor produk AC senilai Rp300 miliar,” ujar Mantan Menteri Perdagangan itu, sebagaimana diberitakan ANTARA, dan dilansir BeritaSatu.com.
Jadi produsen OEM
Pada kesempatan itu, Rachmat Gobel juga mengungkapkan, pabrik tersebut tidak hanya memproduksi barang elektronik Panasonic, tetapi juga telah menjadi produsen untuk OEM (=Original Equipment Manufacturing, Red) untuk sejumlah merek di antaranya Sanken, I Cool, dan Chimei (Taiwan).
Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyambut positif relokasi pabrik AC kapasitas besar dari Panasonic di Malaysia ke Indonesia dan mengharapkan ada peningkatan ekspor.
“Ada lima prioritas pengembangan Industri 4.0 yaitu sektor otomotif, elektronik, kimia, makanan dan minuman, serta tekstil, Kelima ini memiliki daya ungkit ekspor yang besar,” kata Menperin.
Diakuinya, saat ini impor elektronik masih besar karena meskipun Indonesia kuat dalam produksi elektronik rumah tangga (home appliances) namun tapi masih impor untuk smartphone dan device untuk Internet of Things (IoT).
“Target kami untuk industri elektronik adalah memperkuat subtitusi impor dan meningkatkan ekspor,” ujar Airlangga Hartarto yang pada kesempatan tersebut juga berharap Matsushita Electrics atau Panasonic Corp meningkatkan investasinya di Indonesia karena pemerintah telah menyiapkan insentif pajak, tax allowance. (S-ANT/BS/jr)