Jakarta, 30/12/19 (SOLUSSInews) – Penggodokan kerja sama strategis untuk memasarkan Surat Berharga Negara tengah dilakukan pihak OVO.
Terkait itu, Co-founder/CEO Bareksa, yang juga merupakan Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menyatakan, saat ini pihaknya tengah menggodok rencana kerja sama strategis anntara Bareksa dengan OVO.
“Sinergi platform e-investing dan e-wallet ini mudah-mudahan akan secara signifikan terus mendemokratisasi pasar Surat Berharga Negara (SBN), sehingga masyarakat luas akan memiliki akses yang semakin mudah dan terjangkau. Langkah ini punya arti strategis, karena ditujukan untuk menjawab kebutuhan negara kita untuk mencari sumber pembiayaan nasional yang baru di segmen ritel dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri,” ujar Karaniya, yang juga merupakan Presiden Direktur OVO dalam siaran pers, Senin (16/12/19).
Pihaknya saat ini akan mengkonsultasikan rencana tersebut dan meminta masukan dari Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan.
Jangkau 115 juta perangkat seluler
Karaniya melihat, sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia, OVO memiliki potensi yang sangat besar untuk secara masif memasyarakatkan dan menggenjot nilai penjualan SBN. Saat ini, OVO telah menjangkau 115 juta perangkat seluler, 87 juta pengguna yang tersebar di 354 kota di seluruh Indonesia, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai sekitar 11-12 juta.
“Ini daya yang sangat besar untuk mendorong pasar surat utang negara ke tahapan berikutnya,” tutupnya.
Bareksa sendiri merupakan marketplace finansial dan investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang telah mendapat lisensi resmi sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan sejak 2016. Kini, Bareksa menjual lebih dari 190 produk reksa dana dari 36 manajer investasi di Indonesia dan memiliki hampir 700 ribu nasabah. Selain menjual produk reksa dana, Bareksa juga merupakan salah satu mitra distribusi yang dipercaya oleh Kementerian Keuangan RI untuk menjual Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online.
Sejauh ini, Bareksa sudah mendukung Kementerian Keuangan menjual 12 seri SBN ritel, terdiri dari enam seri SBR (SBR003-008), lima seri ST (ST002-006), dan satu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI016). Jumlah investor SBN di Bareksa tercatat hampir mencapai 25.000, sekitar 8 persen dari total investor SBN yang tercatat di Kustodian Sentral Efek (KSEI) sebanyak 313.000.
Dalam setahun, total nilai SBN yang dibeli melalui Bareksa hingga Desember 2019 meningkat 217 persen. Pembelian SBN di Bareksa didominasi oleh segmen investor ritel, dengan nilai pembelian kurang dari Rp 10 juta per investor. Dengan tingkat keritelan tinggi seperti ini, Bareksa memberikan kontribusi terhadap jumlah investor secara signifikan, rata-rata penetrasi sebesar 10,2 persen di masing-masing seri. (S-SP/BS/jr)