Jakarta, 16/3/20 (SOLUSSInews.com) – Sejumlah analis merekomendasikan buy untuk saham PT Lippo Karawaci Tbk.
Itu dinyatakan usai perseroan bernama emiten LPKR tersebut merilis obligasi senilai US$95 juta. Obligasi tersebut merupakan tambahan dari obligasi yang diterbitkan pada Januari 2020 lalu senilai US$325 juta.
Dilaporkan, Theta Capital kembali menerbitkan obligasi senilai US$260 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar tujuh persen per tahun. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 11 April 2022, dengan beban bunga yang masih harus dibayar US$8,54 juta pada 30 September 2019 dan US$3,99 juta pada 31 Desember 2018.
Analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji mengatakan, Lippo Karawaci telah mencatatkan penurunan rasio utang terhadap ekuitas sejak sekitar tahun 2016-2017. Hal ini memungkinkan LPKR menerbitkan obligasi untuk menjaga kesehatan perusahaan. Apalagi, pasar properti di tahun ini diperkirakan membaik.
“Memang sebenarnya kalau untuk ekspansi lebih baik, tetapi kalau ada utang jatuh tempo, ya harus dilakukan supaya bisa mempertahankan rating yang positif dari lembaga outlook internasional,” jelas Nafan seperti diberitakan Kontan.co.id, Selasa (11/2/20) lalu.
Bisa optimalkan kinerja
Disebut Nafan, dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI), sektor properti bisa mengoptimalkan kinerjanya di tahun ini. Hal ini bisa membuat pengembang untuk berinvestasi di bidang properti. “Dan proyek Meikarta (yang dikelola PT Mahkota Sentosa Utama, salah satu perusahaan di bawah PT Lippo Cikarang Tbk, anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk, Red), bisa dilakukan dengan baik dan lancar dalam rangka memperbaiki kepercayaan investor,” ujar dia.
Meski terbilang proyek ambisius, Lippo Karawaci diharapkan bisa menyelesaikan proyek ini. Dari segi lokasi, seharusnya proyek ini bisa memiliki peluang bagus mengingat Cikarang, atau Bekasi juga merupakan tumpuan ekonomi Jawa Barat.
Namun, Meikarta juga menghadapi tantangan karena sebagian proyek merupakan segmen high rise.
Nafan mengatakan, dengan kondisi daya beli masyarakat saat ini, pelaku pasar justru lebih melirik rumah residensial yang lebih terjangkau seperti tipe 21.
“Kalau apartemen itu positif bagi perusahaan yang lebih mengandalkan recurring income,” jelasnya.
Incar ‘marketing rate’
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, LPKR tahun ini mengincar marketing sales sebesar Rp2 triliun hingga Rp2,25 triliun. Naik sekitar 8,1-21,62 persen dari realisasi tahun 2019 yang mencapai Rp1,85 triliun.
Realisasi tersebut melebihi target 2019 yang ditetapkan Rp1,5 triliun.
Sesuai rencana, LPKR akan meluncurkan sejumlah produk residensial di Karawaci, Kemang Village dan St Moritz Puri guna mengerjar target marketing sales.
Di sisi lain, perusahaan juga melanjutkan proyek Holand Village, Millenium Village, Kemang Office, Embarcadero, Lippo Office Thamrin dan Holland Village Manado.
Anggaran Meikarta tersedia
Manajemen juga memastikan, anggaran proyek Meikarta yang digarap oleh Lippo Cikarang juga tersedia, yakni US$ 180 juta. Anggaran ini berasal dari hasil penggalangan dana melalui rights issue tahun ini.
Secara teknikal, Nafan merekomendasikan buy untuk saham LPKR dengan target harga jangka panjang di level Rp 328. Adapun saat ini harga LPKR berada di level Rp 234.
Dilansir Kontan.co.id, berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2019, Lippo Karawaci memiliki utang obligasi senilai Rp11,36 triliun yang sebagian akan jatuh tempo pada 2022. Utang tersebut terdiri dari obligasi yang diterbitkan oleh entitas anak Theta Capital senilai US$150 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar tujuh persen per tahun.
Pada 27 Maret 2019, dilakukan pelunasan sebagian sehingga nilai nominal obligasi menjadi US$149,3 juta. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 11 April 2022. Beban bunga yang masih harus dibayar masing-masing sebesar US$4,9 juta pada 30 September 2019 dan US$2,3 juta pada tanggal 31 Desember 2018. (S-KC/jr)