Jakarta, 19/7/20 (SOLUSSInews.com) – Kendati terbilang mahal, bisnis rumah sakit ternyata bisa dimasuki pihak swasta. Dan ini patut diapresiasi semua pihak.
Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Kuntjoro Adi Purjanto menyatakan, bisnis rumah sakit (RS) bukan perkara mudah. Karena itu, Kuntjoro mengapresiasi kalangan swasta yang terjun dalam bisnis tersebut.
“Bisnis rumah sakit itu bisnis yang mahal. Ibaratnya bisnis rumah sakit itu pelayanan publik yang rumit, padat, teknologinya, dan sebagainya, dan penuh risiko di dalamnya. Adalah sangat mulia swasta ikut partisipasi untuk melakukan bisnis tersebut,” kata Kuntjoro dalam diskusi virtual BeritaSatu bertajuk ‘Gaduh Gara-gara Covid-19’ di Jakarta, belum lama ini.
Kuntjoro menuturkan, di Indonesia ini jumlah RS sudah mencapai 2.914. “Jumlahnya meningkat terus. Sayangnya masih di regional 1, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Indonesia Timur ada pertumbuhan tapi sedikit. Pertumbuhan terbanyak itu rumah sakit kelas C dan kelas B. Kecil-kecil. Pemerataan itu belum terjadi,” ungkap Kuntjoro.
Salut kepada James Riady
Kuntjoro merasa salut dengan ‘boss’ Lippo Group, James Riady, yang mendirikan RS Siloam di daerah-daerah.
“Pak James itu saya salut, panggilan jiwa. Mohon maaf saya bukan memuji. Komitmen nilai-nilai dasar pada bangsa ini. Itu perlu kita puji juga untuk orang-orang lain yang swasta,” tambah Kuntjoro.
Ia juga menuturkan, sudah ada niat dari pemerintah untuk melepas RS-RS yang dikelola.
“Kalau ini terjadi arahnya memang lebih ke swasta semuanya. Ini mengundang kita saling kompetisi untuk menjadi lebih baik lagi,” tandas Kuntjoro Adi Purjanto. (S-BS/jr)