Yogyakarta, 28/7/20 (SOLUSSInews.com) – Per definisi, katarak merupakan penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu.
Namun, seiring waktu, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas harian. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati.
Dokter spesialis mata dari Siloam Hospitals Yogyakarta, dokter Alia Narwastu M, Sp.M., turut mengingatkan akan penyakit katarak dapat menyerang semua kalangan: manusia lanjut usia (Manula) hingga bayi sejak di dalam kandungan. Termasuk resiko katarak dengan penyakit bawaan lainnya, misalnya diabetes dan hipertensi.
“Katarak bisa mengenai semua kalangan. Umumnya pada manula berusia diatas 60 tahun, namun pada ibu hamil yang mengalami infeksi pun kekurangan asupan gizi, bayi yang dikandungnya pun dapat mengalami katarak kelak jika dilahirkan”, ungkap dokter Alia Narwastu, Rabu (22/7/20) lalu melalui Instagram live Siloam Hospitals Yogyakarta pada diskusi online bersama sejumlah keluarga pasien, pengunjung dan sejumlah awak media di Yogyakarta.
Diskusi online bertajuk “Katarak Bisa Menyerang di Semua Usia – Kenali Pencegahan dan Penanganan Katarak” ini diselenggarakan sebagai rangkaian perayaan hari lahir Siloam Hospitals Yogyakarta yang ke tiga tahun.
Obat pemicu katarak
Lebih lanjut Alia Narwastu menyebutkan, jika ibu saat hamil mengidap infeksi, khususnya rubella, dapat menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak yang dilahirkan. “Katarak kongenital dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata anak. Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, seperti obat kortikosteroid dan amiodaron, dapat memicu katarak”, imbuhnya
Betikut beberapa faktor risiko katarak, antara lain:
Penuaan.
Penuaan merupakan penyebab tersering dari kekeruhan lensa atau katarak.
Riwayat trauma.
Lensa mata yang pernah mengalami trauma, seperti masuknya serpihan material tajam ke mata, terbentur bola, kembang api, dapat membuat katarak timbul lebih cepat.
Infeksi saat kehamilan.
Pengidap penyakit tertentu.
Misalnya pengidap diabetes melitus, hipertensi, hipokalemia, dan dermatitis atopik, dapat berkaitan dengan timbulnya katarak di kemudian hari.
Rokok dan alkohol
Selanjutnya, kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol serta paparan sinar matahari yang lama pada mata, termasuk adanya paparan toksin atau racun.
“Termasuk juga jika adanya riwayat keluarga yang mengidap katarak serta riwayat operasi pada lensa mata”, tambahh Alia.
Di akhir perbincangan, dokter spesialis mata dari Siloam Hospitals Yogyakarta, ini menyarankan, jika timbul beberapa gejala katarak yang semakin mengganggu atau semakin memburuk dampaknya merasakan nyeri pada mata atau kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
“Mata merupakan salah satu organ yang paling utama dan sangat sensitif. Jadi ada baiknya segera melakukan konsultasi atau pemeriksaan secara berkala. Karena metode pengobatan misalnya melalui pemberian tetes mata atau salep/cream, tidak sepenuhnya dapat berhasil mengobati oenyakit mata, khususnya penyakit katarak”, demikian dokter Alia Narwastu M, Sp.M, sebagaimana dirilis Staf Media Siloam Hospitals Group. (S-r/JR/jr)