Jakarta, 12/9/20 (SOLUSSInews.com) – Rasa optimisme terus disuarakan Presiden Joko Widodo di setìap kesempatan.
Di tengah merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) yang tidak tahu kapan akan berakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, sudah saatnya memperkenalkan standar normalitas baru kepada masyarakat.
Karena standar normalitas sebelum adanya pandemi Covid-19 telah mengalami perubahan. Bukan hanya standar normalitas kesehatan, tetapi juga terjadi perubahan standar normalitas dalam budaya dan cara kerja.
“Standar normalitas telah berubah, bukan hanya normalitas terkait kesehatan, namun juga normalitas terkait budaya kerja dan cara kerja,” kata Jokowi dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ke 63 tahun Universitas Padjadjaran secara virtual, Jumat (11/9/20).
Sehingga, lanjut Jokowi, standar normalitas baru harus diperkenalkan dalam kehidupan profesionalitas masyarakat. Sehingga mereka bisa menerapkannya di tengah-tengah menghadapi pandemi ini.
“Sekarang inilah saatnya kita perkenalkan standar normalitas baru dalam kehidupan profesionalitas kita,” ujar Jokowi.
Kebijakan prioritas perguruan tinggi
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan standar normalitas baru tersebut harus dirumuskan ke dalam KPI (key performance indicator) dosen. “Kebijakan tentang program prioritas perguruan tinggi, dan kebijakan tentang alokasi anggarannya, kebijakan infrastrukturnya. Termasuk berbagai SOP baru yang harus dirumuskan,” tutur Jokowi.
Ia menegaskan dosen yang baik ialah yang memfasilitasi mahasiswanya. Begitu juga perguruan tinggi yang baik yakni membangun ekosistem merdeka belajar.
“Dosen yang baik adalah dosen yang memfasilitasi mahasiswanya. Belajar kepada siapa saja, melalui media apa saja, dan dilakukan kapan saja. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi dan media belajar yang terbuka luas,” terang Jokowi.
Tidak hanya itu, lanjut Jokowi, standar normalisasi baru di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat juga harus dirumuskan. Sebab era ini adalah awal abad digital. Sehingga berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital, seharusnya memperoleh prioritas.
“Bagaimana teknologi digital, big data analytic, artificial intelligence, bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang. Bagaimana agar inovasi dan digitalisasi dalam revolusi teknologi jilid keempat, bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, dan pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor,” jelas Jokowi.
Tak lupa ia mengingatkan, Unpad tidak boleh terjebak dalam rutinitas dan harus terus mengembangkan Iptek. Unpad harus memiliki waktu, energi dan keberanian untuk melakukan perubahan.
“Kita tak boleh terjebak dalam rutinitas. Kita harus punya waktu, energi, dan keberanian untuk melakukan perubahan. Kita harus terus menerus mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan Iptek,” papar Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini yakin kemampuan dan jaringan yang dimiliki Unpad dapat memberikan kontribusi besar dalam inovasi riset dan pengembangan Iptek.
“Dengan nama besar, kemampuan, dan jaringan yang sangat kuat, Unpad mempunyai potensi besar memberikan kontribusi besar untuk melakukan banyak inovasi riset dalam pengembangan Iptek. Untuk melakukan inovasi pendidikan agar menghasilkan SDM unggul yang berkontribusi untuk indonesia maju,” tukasnya.
Pada akhir orasinya, Jokowi mengharapkan dengan umur yang telah bertambah menjadi 63 tahun, Unpad dapat terus memberikan kontribusi untuk Indonesia maju. “Sekali lagi selamat ulang tahun ke-63, semoga pada usia ke-63 hari ini Unpad semakin berkontribusi untuk Indonesia maju,” tegas Presiden Jokowi. (S-BS/jr)