Jakarta, 15/4/21 (SOLUSSInews.com) – Ya, di tengah kontroversi terkait keberlanjutan pengembangan Vaksin Nusantara, Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena menjadi salah satu relawan uji klinik fase II di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat “Gatot Soebroto”, Jakarta, Rabu (14/4/21) kemarin.
“Ya, sudah selesai vaksinasi,” kata Melkiades Laka Lena, Rabu (14/4/2021), menjawab pertanyaan mengenai jadwal uji klinik vaksinasi fase II Vaksin Nusantara.
Secara terpisah, anggota Komisi IX, Nurhadi, membenarkan adanya sejumlah anggota DPR yang menjadi relawan uji klinik fase II Vaksin Nusantara.
Namun demikian, anggota Fraksi Demokrat Dapil Kediri, Blitar, dan Tulungagung ini mengaku tidak ikut serta karena statusnya sebagai penyintas.
“Saya baru bisa Juni nanti, saya akan daftar kalau masih ada,” katanya.
Vasin Nusantara disebut Presiden Jokowi sabagai satu dari dua produk pengembangan vaksin dalam negeri. Satu lagi ialah Vaksin Merah Putih.
Terawan maju terus
Vaksin Nusantara diinisiasi oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto. Namun, pegembangannya menuai kontroversi.
Dilansir BeritaSatu.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sampai saat ini belum mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) untuk fase II.
Namun pihak DPR RI melalui Wakil Ketuanya, Sufmi Dasco sebaliknya menginformasikan, sudah ada persetujuan dari BPOM untuk uji klinis fase II.
Sementara itu, dokter Terawan tampaknya enggan tenggelam dalam kontroversi tersebut, dan maju terus melanjitkan pengembangan Vaksin Nusantara.
Meski begitu, dalam beberapa kesempatan Kepala BPOM, Penny K Lukito menyebutkan, Vaksin Nusantara belum memenuhi Cara Pengolahan Yang Baik (‘Good Manufacturing Practices’/GMP), Praktik Laboratorium yang Baik (‘Good Laboratory Practice’/GLP), dan konsepnya belum jelas apakah terapi atau vaksin.
BPOM bahkan menyebut, Vaksin Nusantara tidak lolos tahap uji klinik fase I.
Penny mempersilakan tim peneliti Vaksin Nusantara melakukan perbaikan terkait prosedur dan kaidah agar bisa memenuhi persetujuan uji klinik fase I.
Penny mengaku sudah berkomunikasi dengan tim peneliti terkait sejumlah temuan BPOM yang menyebabkan Vaksin Nusantara belum bisa lolos tahap uji klinik.
“Kami tidak bisa menghentikan, silakan diperbaiki proof of concept, data-data yang dibutuhkan untuk pembuktian kesahihan, validitas tahap 1 uji klinis. Barulah kalau sudah kita putuskan apakah bisa melangkah,” kata Penny Lukito saat jeda workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih di Jakarta, Selasa (13/4/21). (S-BS/jr)