Jakarta, 2/11/22 (SOLUSSInews.com) – Pihak institusi Dana Moneter Internasional atau IMF memastikan Indonesia hingga kini belum menjadi bagian dari 28 negara yang antre meminta bantuan pendanaan untuk menghadapi tekanan eksternal saat ini.
Kenapa? Ketahanan cadangan devisa hingga kesehatan fiskal menjadi indikator utama.
Ekonom senior IMF untuk Asia dan Pasifik, Yan Carriere-Swallow, menjelaskan, ketahanan eksternal Indonesia itu terjaga karena manajemen ekonomi Indonesia saat ini sudah sangat membaik, terutama dipengaruhi konsolidasi fiskal yang telah pemerintah jalankan selama ini, serta penyesuaian kebijakan moneter yang telah ditempuh.
“Kami pikir semua itu akan membantu Indonesia menjaga stabilitasnya, jadi kami pikir Indonesia belum membutuhkan bantuan dari IMF meski IMF akan selalu ada untuk membantu para anggotanya,” kata Yan Carriere-Swallow saat berkunjung ke kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Selasa (1/11/22) kemarin.
Disebutnya, negara-negara yang sejauh ini datang ke IMF untuk meminta bantuan pembiayaan berasal dari kawasan Asia dan sebagian besar dari Amerika Latin. Meski begitu, ia tak mengungkapkan daftar negara yang tengah antre meminta bantuan itu, termasuk 16 negara yang telah meminta bantuan sebelumnya.
Menghadapi guncangan eksternal
Negara-negara ini, menurutnya, tengah menghadapi guncangan eksternal karena dipengaruhi situasi global saat ini yang dipicu cepatnya kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral dan berpotensi terus di level tinggi. Terutama akibat tingginya angka inflasi secara global yang disebabkan gejolak harga-harga komoditas.
Kondisi ini membuat likuiditas global mengalami pengetatan, yang berujung pada semakin mahalnya biaya pinjaman, sehingga mengganggu neraca pembayaran mereka. Terlebih lagi perdagangan global kini tengah terganggu akibat terganggunya rantai pasokan global karena salah satunya dampak perang di Ukraina.
“Tidak mengherankan kini banyak negara yang datang ke IMF untuk meminta bantuan pembiayaan,” ujar Yan Carriere-Swallow.
“Inilah fungsi IMF untuk membantu negara-begara tersebut untuk menyesuaikan shock tersebut, sehingga mereka bisa terus mendapatkan akses pembiayaan eksternal yang smooth.”
Penanda keberhasilan yang harus disyukuri
Kabar banyaknya, negara yang tengah mengantre meminta bantuan IMF ini sebelumnya sering disuarakan pemerintah. Presiden Joko Widodo atau Jokowi salah satunya. Bahkan ia menyatakan masih tumbuhnya perekonomian di Tanah Air saat ini sebagai penanda keberhasilan yang harus disyukuri.
“Ada 16 negara sudah menjadi pasiennya IMF. Sebanyak 28 negara ngantre di depan pintu IMF. Bayangkan,” kata Jokowi dalam sambutan Pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di ICE BSD City, Tangerang, Rabu (19/10/22) lalu.
Oleh karena itu, menurut Jokowi, rakyat harus bersyukur, pertumbuhan ekonomi nasional masih positif saat ini. “Sekali lagi, kita wajib bersyukur karena pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 5,44 persen,” demikian Jokowi. (S-TC/jr)