Jakarta, 15/11/22 (SOLUSSInews.com) – Pihak Badan Pusat Statistik menyatakan Neraca Perdagangan kita mengalami surplus sebesar US$5,67 miliar pada Oktober 2022. Surplus tersebut selisih dari ekspor sebesar U$24,81 miliar dan impor mencapai US$19,14 miliar. Surplus neraca perdagangan ini sudah terjadi secara beruntun sejak Mei 2020.
“Neraca dagang Indonesia ini surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam telekonferensi pers di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (15/11/22).
Ditopang surplus komoditas nonmigas
Setianto mengatakan, surplus neraca dagang ditopang surplus komoditas nonmigas.
Surplus komoditas nonmigas mencapai US$7,66 miliar yang didorong komoditas bahan bakar mineral (HS 27), kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati (HS15), bijih kerak dan abu logam (HS 26).
Sementara untuk migas mengalami defisit sebesar US$1,99 miliar ini komoditasnya antara lain minyak mentah dan hasil minyak.
Bila dilihat menurut mitra dagang, negara penyumbang surplus terbesar ialah India, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$1,66 miliar dengan India pada Oktober 2022. Nilai ekspor mencapai US$2,11 miliar sedangkan impor sebesar US$418,1 juta. “Komoditas utamanya adalah untuk bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewani dan nabati (HS15), besi dan baja (HS 72),” kata Setianto. (S-BS/jr)