Jakarta, 27/5/23 (SOLUSSInews.com) – Sosok Dr Mahathir bin Mohamad sudah berusia 97 tahun. Namun mantan Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1981 sampai 2003 dan kembali terpilih untuk kedua kalinya dari tahun 2018 hingga 2020, ini masih ajtif berkegiatan.
Baru-baru ini ia mengingatkan, beberapa orang mengaku muslim telah mengajarkan Islam seenaknya saja.
“Seperti yang ada di beberapa negara, manusia berbeda satu sama lain dan juga beda opini. Termasuk pula muslim Malaysia,” papar Mahathir Mohsmmad melalui Tribunnews.com Rabu siang (24/5/23) lalu.
Mereka merasa mengajarkan Islam tetapi sebenarnya tidak benar.
“Islam mempromosikan perdamaian dan hubungan baik dengan sesama manusia, antara satu orang ke orang lain bahkan dengan beda agama, beda ras dan sebagainya. Itulah yang dipromosikan Islam yang benar.”
Membunuh satu sama lain sama sekali bukan masuk ke acara atau pengajaran Islam yang benar.
“Beberapa kalangan Islam tidak mengikuti dan tidak mengajarkan Islam dengan baik dilakukan olah beberapa ulama.”
Melakukan intepretasi sendiri
Beberapa orang, tambahnya, berusaha mengimplementasikan Syariah, tetapi tidak mengikutinya dengan baik, bahkan melakukan interpretasinya sendiri.
“Malaysia ingin menjelaskan kepada masyarakat bahwa pengajaran Islam yang benar adalah dalam segala hal termasuk kepada multi rasial berbeda agama sekali pun, lebih toleran satu sama lain dan tak ada paksaan di dalam Islam.”
“Apabila itu semua dilaksanakan dengan baik dan benar, tidak akan ada masalah di dunia ini, termasuk dengan berbagai negara”, tekannya lagi.
“Tetapi kini beberapa penganut Islam telah menyimpang dengan interpretasinya sendiri dan mengikuti beberapa ulama yang salah langkah yang ngawur.”
Bahkan, “ada pula terorisme islam. Hal itu jelas bukan dari Islam Dia itu hanya merasa tertekan saja, teropresi oleh dunia yang diarasakan tidak adil bagi dirinya karena ditekan pihak yang kuat. Itulah sebabnya muncul terorisme.”
Jadi Islam bukan Teroris. Yang dilakukan mereka oleh kelompoknya sendiri yang salah jalan.
“Coba lihat kejadian di Perancis orang yang marah naik mobil berisikan bom sehingga akhirnya membunuh 80 orang di sana. Itu jelas bukan kebijakan Uslam bukan dilakukan oleh Islam,” tegasnya lagi.
Semua itu terjadi tambahnya, karena merasa dirinya atau kelompoknya merasa mendapatkan perlakuan tidak adil saja dilakukan pihak lain.
“Oleh karena itu sebagai Islam kita perlu mendapatkan berbagai informasi pengetahuan dan ilmu yang terbaru dari ulama yang benar dan hal itu akan mengurangi perasaan kita yang tertekan. Jangan dari orang yang berhaluan terorisme.”
Dicontohkan Mahathir pula kejadian di Selandia Baru terorisme yang dilakukan seseorang menembaki masjid dan mengakibatkan 50 orang meninggal.
“Tapi saya lihat dunia tidak menentang Israel tuh. Kejadian pembunuhan kepada orang Islam banyak yang diam saja.”
PBB alat ‘superpower’
Selain itu Mahathir juga menekankan, PBB saat ini hanya alat dari lima ‘super power’ negara raksasa saja, tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
“Kita harus buat kesepakatan pelan-pelan agar membentu satu ‘super body’, satu pemerintahan bersama di dunia ini, yang akhirnya menyepakati bersama pula semua aturan termasuk melaksanakan semua sanksi hukumnya bersama-sama. Jangan ada lagi yang merasa kuat sendiri hebat sendiri. Semua hal di dunia harus diatur bersama-sama. Kita duduk dengan tenang, bukan solusi masalah dengan perang,” demikian Mahathir Mohammad. (S-TN/jr)