Jakarta, 4/7/23 (SOLUSSInews.com) – Upaya menjadi nomor satu dalam hal produksi baterai listrik terus dilakuksn pemerintah kita.
Terkini, Pemerintah indonesia bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melakukan penandatangan rencana aksi dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan Negara Bagian Western Australia.
Rencana Aksi ini untuk mendetilkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani pada tanggal 21 Februari 2023 di Perth, oleh Ketua KADIN Arsjad Rasjid dan Deputy Premier, Hon Roger Cook MLA.
Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama critical minerals untuk periode 2023-2025. Kolaborasi tersebut didukung dalam Economic Powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku tanggal 5 Juli 2023.
Pilar Rantai Pasok
Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil.
Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.
“Kemitraan antara Indonesia dan Western Australia dapat membuka peluang besar di sektor mineral penting (critical minerals), mengingat Australia Barat memiliki cadangan mineral yang melimpah untuk menghasilkan baterai electric vehicle (EV). Australia akan menjadi pemasok Lithium dan Indonesia akan menjadi pemasok Nikel, di mana keduanya merupakan komponen utama dalam produksi EV,” ujar Dubes RI Canberra, Siswo Pramono, dikutip Selasa (4/7/23).
Kedua negara dapat berkontribusi lebih besar pada ‘global value chains’ untuk memasok kebutuhan baterai dan mineral penting global. Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan potensi cadangan nikel dan tenaga kerja Indonesia yang berlimpah, dengan kemudahan akses berbagai bahan baku seperti litium dan didukung oleh standar dan keahlian dari Australia.
“Penandatanganan Rencana Aksi ini merupakan hal yang penting untuk menangkap peluang dan mempertemukan pihak yang terlibat dalam sektor critical minerals, dengan pihak yang mendukung pembiayaan guna mewujudkan kerja sama yang lebih konkret,” tegas Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. (S-CNBCi/jr)