Jakarta, 14/8/23 (SOLUSSInews.com) – Dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang selama ini terkesan terjebak pada ‘perang dingin’ ekonomi, ternyata mulai berubah sikap.
Dilaporkan, kesepakatan langka telah terjalin antara Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Dua ekonomi terbesar di dunia itu sepakat akan menambah jumlah penerbangan antarnegara hingga dua kali lipat per pekan.
Departemen Transportasi AS (US Department of Transportation / USDOT) melaporkan, jumlah penerbangan dari Tiongkok ke Amerika akan meningkat dari 12 menjadi 18 per pekan mulai 1 September.
“Untuk memenuhi peningkatan permintaan yang diantisipasi sekitar awal tahun akademik,” kata USDOT dikutip dari Reuters, Sabtu (12/8/23) lalu.
Kemudian pada 29 Oktober, jumlah penerbangan akan ditingkatkan kembali menjadi 24 penerbangan per pekan. Pemerintah China pun telah mengkonfirmasi akan menyetujui peningkatan yang sama untuk operator Amerika menuju ke negara Tirai Bambu itu.
Kesepakatan antara kedua negara ini berlangsung menyusul dicabutnya pembatasan wisata di Tiongkok selama era pandemi Covud-19, untuk berbagai perjalanan mancanegara. Termasuk ke pasar utama seperti Amerika, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.
“Penerbangan langsung sangat penting untuk meningkatkan kunjungan timbal balik antara masyarakat Tiongkok dan Amerika. Kami berharap pemulihan lebih banyak penerbangan akan bermanfaat bagi arus orang dan perdagangan antara kedua negara,” kata Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika.
Terjadi hubungan konsisten
Lebih lanjut, USDOT mengatakan, setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Juni ke Tiongkok, terjadi hubungan yang konsisten antara pihaknya dan Departemen Luar Negeri dengan pejabat RRT. Kondisi ini menjadi sinyal kuat yang menunjukkan rencana antara kedua negara ini memungkinkan untuk terwujud.
“Tujuan utama kami adalah lingkungan yang lebih baik di mana maskapai dari kedua belah pihak dapat menggunakan sepenuhnya hak bilateral mereka untuk menjaga keseimbangan kompetitif dan peluang yang adil dan setara di antara maskapai penerbangan Amerika dan Tiongkok,” kata USDOT.
Kondisi ini dikonfirmasi oleh China Air yang turut hadir dalam pengajuan ke USDOT pada Kamis. China Air menyampaikan, pihaknya sedang meminta izin untuk menambah penerbangan mingguan baru antara Beijing dan Los Angeles. Begitu pula dengan China Eastern, Xiamen Airlines, dan China Southern yang juga menawarkan penerbangan ke AS. Sementara di Amerika ada United Airlines, American Airlines, dan Delta Airlines yang mengoperasikan penerbangan ke Tiongkok.
Di sisi lain, 24 penerbangan per pekan antara kedua negara itu terbilang masih sangat jauh dibandingkan dengan lebih dari 150 penerbangan pulang pergi yang diizinkan oleh masing-masing pihak sebelum pembatasan pandemi Covid-19 diberlakukan pada awal 2020.
Pada awalnya setelah dilonggarkannya pengetatan, hanya delapan penerbangan mingguan yang diizinkan oleh maskapai Tiongkok. Lalu pada Mei 2023 kemarin, USDOT menyampaikan akan mengizinkan maskapai penerbangan Tiongkok untuk meningkatkan layanan penerbangan AS menjadi 12 perjalanan pulang pergi per pekan, sama dengan jumlah penerbangan yang diizinkan Tiongkok untuk maskapai Amerika. (S-Rtr/DC/jr)