Semarang, 25/8/23 (SOLUSSInews.com) – Aliansi dagang internasional bernama BRICS kini banyak diminati oleh berbagai negara.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga, pun menilai banyak manfaat dan keuntungan yang akan didapatkan Indonesia, jika bergabung dengan aliansi dagang BRICS (terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).
Jerry Sambuaga mengatakan itu, karena lima negara tersebut dikenal memiliki populasi penduduk yang cukup besar, dan Indonesia memperluas pasar non tradisional ke Amerika maupun Amerika Latin.
“Fokusnya beda dengan apa yang kita lakukan di ASEAN, APEC dan G20. Ada region baru, kita bisa namakan nontradisional. Di Amerika Latin ada Brasil, Afrika ada Afrika Selatan. Itu bisa jadi pintu masuk untuk eksplorasi yang belum,” kata Jerry saat ditemui wartawan di sela-sela pertemuan tingkat Menteri ASEAN di Semarang, Sabtu (19/8/23) lalu.
Namun begitu, politisi Partai Golkar ini belum memastikan apakah Indonesia sudah memutuskan untuk bergabung atau tidak dengan BRICS.
“Kalau itu tanya ke Kementerian Luar Negeri. Tapi intinya ketertarikan itu ada, potensi itu jelas, dan peluangnya ada,” ujar Jerry.
Negara berinisial “I”
Alumnus Colombia University, New York, Amerika Serikat dan lulusan doktor ilmu politik termuda Universitas Indonesia ini menjelaskan, jauh sebelum ada Kerangka Kerja Sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) ataupun Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), terdapat wacana yang menyebutkan, semestinya terdapat dua negara berinisial “I” dalam BRICS yakni India dan Indonesia.
Hal itu karena jumlah populasi yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia seperti negara-negara anggota BRICS lainnya.
Disebutnya, yang namanya pedagang, ekonomi global tidak akan pernah lepas dari populasi, dan Brazil itu berada di urutan nomor 5 atau 6, demikian juga Rusia, meskipun tak sebanyak Indonesia, tapi juga populasinya besar, India nomor 1 dan Afrika Selatan di Afrika paling besar.
Pejabat milenial asal Sulut ini menyebut salah satu syarat menjadi negara kuat ialah populasi yang besar. Hal itu dicontohkan India yang saat ini terus bertumbuh karena memanfaatkan produktivitas dari populasinya.
Sesuai jadwal, BRICS akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 22-24 Agustus di Johannesburg, Afrika Selatan di bawah Presidensi Afrika Selatan.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kemungkinan besar Presiden Jokowi akan menghadiri hajatan tersebut. (S-PM/jr) — foto ilustrasi istimewa