Jakarta, 13/12/23 (SOLUSSInews.com) – Data terkini menunjukkan, rata-rata indikator produksi gula nasional terus menunjukkan tren penurunan selama 10 tahun terakhir. Sementara, konsumsi gula nasional meningkat setiap tahunnya.
“Kita melihat dalam satu dekade terakhir, produksi gula turun sebesar 1,16 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan luas areal yang meningkat sebesar 7,4 persen, rendemen yang hanya meningkat 0,19 persen. Produktivitas tebu di Indonesia juga mengalami penurunan 2,06 persen,” ungkap Direktur Utama PT RNI (Persero)/ID Food, Frans Marganda Tambunan dalam acara “National Sugar Summit (NSS)”, di Jakarta, Rabu (13/12/23).
Bos ID Food itu mengungkapkan, penyebab utama merosotnya produksi gula nasional ini ialah permasalahan iklim. Di samping itu, kurangnya penerapan teknologi di industri gula.
Bergantung pasokan luar negeri
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, produksi gula dalam negeri hanya bisa mencukupi sekitar 30 persen atau 2,2 juta ton per tahun dari total kebutuhan gula nasional 3,2 juta ton per tahun.
Mengatasi permasalahan tersebut, Frans mengatakan pelaku usaha bersama stakeholders industri gula tidak boleh tinggal diam. Dia menekankan, efektivitas produksi gula menjadi salah satu poin penting untuk meningkatkan produksi gula di Indonesia.
“Kita harus dapat memegang peran aktif untuk meningkatkan produksi gula Indonesia, terutama untuk mendukung program swasembada gula yang sudah dicanangkan melalui Perpres Nomor 40 Tahun 2023 oleh Presiden,” katanya.
Disrbut Frans, pelaku usaha industri gula saat ini harus mulai mengembangkan inovasi teknologi. Pasalnya, keberhasilan beberapa negara dengan capaian produksi gula terbesar di dunia ditopang inovasi teknologi.
“Kita bisa melihat contoh keberhasilan dari beberapa negara dengan produksi gula terbesar, seperti Brasil dan India, mereka tidak jauh dari inovasi di bidang teknologi. Sebagai contoh Brazil berfokus kepada pengembangan teknologi mesin, sedangkan India fokus tanaman tebu,” ujar Frans Tambunan. (S-BS/jr) foto ilustrasi istimewa
