Jakarta, 25/5/24 (SOLUSSInews.com): Presiden Terpilih, Prabowo Subianto merespons aksi protes para nahasiswa akibat tingginya uang kuliah tunggal.
Prabowo dengan lantang turut mengomentari tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ia menilai, tingginya tarif UKT saat ini merupakan kesalahan besar yang dilakukan perguruan tinggi.
Prabowo menganggap, kampus yang dibangun dengan uang rakyat seharusnya memberi tarif kuliah rendah atau bahkan gratis.
“Seharusnya biaya pendidikan itu adalah tanggung jawab negara dan seharusnya memang gratis,” ujar Prabowo dalam wawancara bersama TV One, dikutip Sabtu (26/5/24) sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
“SD, SMP, SMA, sekolah kejuruan, dan sebagainya. Kalau untuk khusus perguruan tinggi tentunya ini harus bagi mereka yang lulus ujian akademis untuk masuk perguruan tinggi, itu menurut saya harus tidak boleh, ini terutama di universitas negeri yang dibangun oleh uang rakyat, APBN, itu tidak boleh biayanya tinggi. Kalau bisa biaya minim, kalau perlu ya gratis,” lanjutnya.
Pendidikan tinggi gratis
Ia menyatakan juga, saat masa kepemimpinannya kelak, setelah resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada Oktober 2024, akan bekerja keras merealisasikan pendidikan tinggi gratis bagi para mahasiswa tanah air.
Prabowo pun mengungkit kondisi biaya kuliah saat sebelum adanya era reformasi pada 1998 yang sangat terjangkau bagi masyarakat.
Bahkan, ia mengklaim menyaksikan anak petani saat itu bisa masuk jurusan kedokteran maupun insinyur.
Merupakan kewajiban negara
Namun, seiring berjalannya waktu dan terjadi pergeseran ideologi pembangunan dengan masuknya fenomena liberalisasi, ia mengatakan semua urusan diserahkan kepada sistem pasar, bahkan untuk pendidikan. Padahal pendidikan rakyat ia anggap merupakan kewajiban negara.
“Tentunya kita harus mungkin mengalami proses, di mana kita, justru apa yang pemerintah sekarang di bawah Presiden Jokowi mencanangkan hilirisasi dan sebagainya untuk kita dapat nilai tambah dari semua resources kita, nilai tambah ini untuk memperbaiki pendidikan dan kesehatan kita,” ujar Prabowo.
“Masalahnya adalah kita harus berjuang keras untuk menghentikan kebocoran-kebocoran itu,” demikian Prabowo Subianto. (S-BP/CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa