Jakarta, 1/2/19 (SOLUSSInews) – Kini, goreng-menggoreng informasi (yang terkadang tak akurat) tentang utang terjadi dan disebar oleh segelintir pihak melalui media sosial maupun media mainstream.
Lalu, tak jarang pula mulai terdengar suara masyarakat mengeluhkan nilai utang negara yang semakin tinggi. Akan tetapi, lucunya, mereka dipaksa untuk menghiraukan dan mengabaikan kenyataan, hal tersebut sebenarnya diiringi oleh pendapatan negara yang meningkat.
Hal tersebut terjadi bukan karena masyarakat tidak peduli, namun mengesampingkan fakta yang ada, karena kurangnya pemahaman tentang kondisi sebenarnya.
Opini negatif pun terutama yang berhubungan dengan negara seyogyanya dapat diminimalisir dengan mengumpulkan banyak informasi seputar kondisi ekonomi di Indonesia.
Padahal, jika mau diteropong lebih dalam, memang Indonesia punya utang dan bertambah. Tetapi, prosentasenya masih sangat di bawah batas aman. Dan asal tahu saja, negara sekaliber Amerika Serikat dan Jepang pun punya utang, malahan prosentasenya sesungguhnya tidak sekondusif di Indonesia. Begitu pula yang dialami beberapa negara tetangga, seperti Malaysia.
Nah, pandangan dari tokoh-tokoh berpengaruh tentu dapat menjadi referensi untuk menambah wawasan mengenai kondisi ekonomi Indonesia.
Menyadari hal tersebut, Bank DBS Indonesia sebagai lembaga keuangan yang senantiasa aktif memberikan wawasan dimana sekiranya dapat membantu para pelaku ekonomi dalam menentukan arah dan prospek bisnis, kembali menyelenggarakan “DBS Asian Insights Conference”, Kamis (31/1/19) lalu di Jakarta.
Acara tahunan yang mengumpulkan para pembuat kebijakan dan pakar ekonomi untuk berbagi pandangan tentang prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, sebagai salah satu kunci pendorong bangkitnya ekonomi Asia.
Sebagaimana dilansir Investor Daily, para tokoh yang hadir sebagai pembicara di “Asian Insights Conference 2019” ini didapuk karena kompetensi, pandangan, ilmu yang mereka miliki.
Siapa saja mereka?
Dari berbagai tokoh berpengaruh yang akan hadir di “Asian Insights Conference 2019”, inilah lima di antaranya:
1. Sri Mulyani
Sri Mulyani merupakan pakar ekonomi yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia sejak 2016. Sri Mulyani telah membuktikan eksistensinya bukan hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang membuatnya berhasil menjadi orang Asia pertama yang menduduki jabatan tersebut. Dengan kemampuannya, Sri Mulyani sering dipercaya sebagai representatif dari Bank Dunia dalam G20. Dan dia bahkan dianugerhi penghargaan sebagai menteri terbaik sedunia tahun lalu. Sangat inspiratif bukan?
2. Luhut Binsar Pandjaitan
Mengurus negara kepulauan terbesar di dunia bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut menjadi tanggung jawab dari Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia. Pada tahun 2015, Luhut pernah ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Keputusan tersebut tampaknya dipengaruhi oleh kapabilitas Luhut yang terlihat saat beliau menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 2014. Tetapi, di posnya yang baru, LBP ternyata berkiprah lebih signifikan, membantu Presiden Jokowi dalam mengambil langkah-langkah strategis di bidang ekonomi, industri dan kemaritiman.
3. William Tanuwijaya
Sosok muda ini merupakan seorang pengusaha Indonesia yang juga pendiri Tokopedia, platform jual beli online di Indonesia. Kecintaannya akan dunia internet mengantarkan William untuk meluncurkan Tokopedia di tahun 2009, tentunya setelah melalui berbagai rintangan yang tidak mudah. Memiliki visi pemerataan ekonomi melalui teknologi, Tokopedia saat ini menjadi salah satu startup berstatus Unicorn dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar. Keberhasilan Tokopedia mengantarkan William sebagai salah satu pengusaha muda sukses tanah air. Setidaknya selama sembilan tahun terakhir, William memperoleh berbagai penghargaan, salah satunya, ialah, penghargaan bergengsi “Youth Global Leaders” pada tahun 2016, sebagai seorang pemimpin muda berpengaruh di dunia.
4. Denni Puspa Purbasari
Konsisten untuk menempuh jalur yang sudah dipilih juga dapat membawa kesuksesan. Denni Puspa Purbasari merupakan contohnya. Sebelum menduduki posisi sebagai Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), Denni mulai meniti karirnya sebagai Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi (FE) UGM. Dengan beasiswa Fulbright, Denni melanjutkan pendidikan master Policy Economics di University of Illinois at Urbana-Champaign yang hanya diselesaikannya selama satu tahun. Denni juga telah mendapatkan gelar PhD dalam bidang Ilmu Ekonomi dari University of Colorado at Boulder. Pengalaman dari Denni ini menegaskan, bekal pendidikan pasti akan menunjang karir seseorang di masa yang akan datang. Dan terbukti, berbagai analisanya, terutama mengenai ekonomi keuangan, benar-benar tajam serta memberi spirit optimis kepada negara.
5. Taimur Baig
Tokoh yang kini menjadi Ekonom DBS Bank Ltd. Dia tentu memiliki andil besar dalam perkembangan penelitian seputar industri ekonomi secara berkelanjutan dicanangkan oleh DBS Group Research. Bagaimana tidak? Taimur merupakan tokoh di balik penelitian bernama “Asian Insights” yang dilakukan oleh Bank DBS untuk memproyeksikan keadaan ekonomi hingga tahun 2030. Selain menjadi pemimpin ekonomi dan makro strategis, beliau juga menjadi penasihat untuk Bank DBS dalam risk management dan strategi investasi.
Sekedar tambahan informasi, DBS Asian Insights Conference kali ini membahas seputar tantangan yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta mengupas langkah-langkah strategis apa saja yang terbuka bagi negara. Pandangan dari pakar ekonomi dan politik menjadi sajian dalam membaca peluang dan menentukan arah investasi pada 2019.
Bank DBS Indonesia melihat, tahun 2019 merupakan tahun penuh tantangan, bukan hanya bagi pelaku pasar modal tetapi juga investor. Oleh karena itu, DBS Asian Insight Conference diharapkan dapat memberikan para pelaku bisnis dan investor gambaran akan kondisi perekonomian Indonesia maupun dunia yang dapat membantu mereka dalam mengambil keputusan dan arah bisnis. (S-ID/jr)