Jakarta, 15/3/19 (SOLUSSInews) – PT Lippo Karawaci Tbk yang berkode emiten LPKR, pengembang real estat terintegrasi terkemuka di Indonesia kini semakin berjaya.
Pasalnya, Moody’s Investors Service alias Moody’s, sebuah lembaga pemeringkat dunia, menaikkan prospek peringkat menjadi ‘Stabil’ dari sebelumnya ‘Negatif’.
Selain itu, pihak Moodys juga mempertahankan peringkat B3 Lippo Karawaci. Sementara S&P Global Ratings (S&P) menempatkan peringkat ‘CCC+’ atas utang jangka panjang di CreditWatch dengan implikasi positif.
“Peningkatan peringkat oleh Moody’s dan S&P memvalidasi ketahanan program pendanaan kami, yang akan memperkuat neraca, meningkatkan likuiditas dan memungkinkan perseroan meneruskan investasi dalam proyek-proyek utama yang sedang berjalan,” kata CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady, dalam keterangan tertulis sebagaimana dilansir BeritaSatu.com, Jumat (15/3/19).
Ia juga menyatakan, ke depan, Lippo Karawaci akan fokus untuk menerapkan pengelolaan modal dengan lebih disiplin, guna mendorong profitabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan dari platform real estat perusahaan.
Cerminkan ekspektasi
Dilaporkan, perubahan dalam prosepek peringkat Moody’s mencerminkan ekspektasi lembaga pemeringkat tersebut tentang Lippo Karawaci akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai kebutuhan operasional dan memenuhi kewajiban utang hingga akhir tahun 2020.
“Moody’s percaya, usulan untuk melakukan right issue yang dijamin menunjukkan komitmen kuat dari keluarga Riady untuk mendukung langkah-langkah pengurangan utang perseroan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun,” demikian rilis yang diterima.
Diketahui, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berencana menerbitkan saham baru (right issue) senilai US$730 juta (Rp 10 triliun) dengan nilai nominal per saham Rp100.
Aksi korporasi ini diakukan dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang dijadwalkan pada kuartal II-2019 dan selambat-lambatnya kuartal III-2019.
Right issue tersebut akan dijamin sepenuhnya oleh keluarga Riady, melalui PT Inti Anugrah Pratama (IAP).
Sebagaimana diketahui, IAP merupakan pemegang saham terbesar LPKR dengan porsi kepemilikan 36,38 persen.
Selain itu, Moody’s juga mempertahankan peringkat B3 untuk surat utang tanpa jaminan dari obligasi yang diterbitkan oleh Theta Capital Pte. Ltd. Ini merupakan salah satu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh LPKR.
Perbaiki posisi keuangan
Sementara itu, S&P juga percaya, program pendanaan akan membantu memperbaiki posisi keuangan perseroan dengan mengurangi utang, dan mendanai pertumbuhan di masa depan dalam bisnis propertinya.
S&P berencana untuk menyelesaikan CreditWatch setelah right issue LPKR selesai, yang berpotensi dapat menaikkan peringkat dengan satu atau dua tingkat.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Lippo Karawaci merupakan perusahaan real estat terintegrasi terkemuka di Indonesia dengan total aset US$3,4 miliar per 31 Desember 2018.
Bisnis inti perusahaan terdiri dari pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls dan layanan kesehatan.
Perusahaan juga secara aktif terlibat dalam pengembangan terintegrasi, perhotelan, pengembangan dan manajemen perkotaan, serta layanan manajemen aset.
Hadir di 35 kota, perusahaan merupakan pengembang properti terkemuka di Indonesia dengan 1.297 ha landbank yang siap untuk dikembangkan.
Melalui dua anak perusahaan publik tercatat, PT Lippo Cikarang Tbk, dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, di mana LPKR masing-masing memiliki saham 54,4 persen dan 62,7 persen, LPKR mengembangkan dan mengoperasikan pengembangan kota di Lippo Cikarang di Bekasi, juga di Tanjung Bunga di Makassar. (S-BS/jr)