Jakarta, 20/3/19 (SOLUSSInews) – Y alias Khodijah, 39 tahun, terduga teroris yang ditangkap Densus 88/Antiteror di Klaten, Jawa Tengah pada 14 Maret, meninggal dunia dengan dugaan bunuh diri. Demikian Mabes Polri.
“Diduga dia ingin bunuh diri, kemungkinan itu besar. Masih didalami apa bentuk zat kimia dalam tubuh korban. Masih diselidiki apa yang dia minum dan lain-lain,” kata Karo Penmas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri Rabu (20/3/19).
Jenderal bintang satu ini menjelaskan, Y ditahan di Rutan Polda Metro Jaya setelah ditangkap Densus 88. Namun pada Senin (18/3/19) dia mengaku kesakitan.
“Saudara Y sempat dirawat di RS Bhayangkara selama beberapa jam, dokter sudah berupaya, namun Allah berkehendak lain. Seperti yang saya dulu saya sampaikan, pelaku terorisme, termasuk perempuan, memiliki militansi yang luar biasa,” lanjut Dedi.
Gadaikan rumah
Sama seperti Solimah—istri Husain alias Abu Hamzah (AH) bomber Sibolga yang juga bunuh diri dengan bom—keyakinan Y juga kuat. Y nekad meninggalkan suami dan anaknya, bahkan rela menggadaikan rumah serta tanah senilai Rp5 juta untuk membuat bom.
“Mereka sudah mendesain bersama AH (ditangkap di Sibolga) dan P (yang ditangkap di Lampung) untuk membuat bom mobil dan bom rompi. Sasarannya adalah kantor kepolisian di Sibolga maupun aparat kepolisian lalin yang sedang melaksanakan tugas,” lanjut Dedi.
AH akan mempersunting Y—makanya awalnya Densus menduga Y adalah janda dan ternyata masih bersuami itu. AH juga akan mempersunting R alias Syuhama yang ditangkap di Tanjung Balai. R ini istri dari mendiang teroris Tanjung Balai bernama Andre yang tewas ditangan Densus. R juga telah ditangkap.
Dedi juga membenarkan jika Y ini akan bertemu P di Lampung dan hendak berangkat ke Sibolga, tapi belum kesampaian. Mereka ditangkap di Lampung dan Klaten.
Seperti diberitakan, menurut sumber Beritasatu.com di Mabes Polri, Y meminum cairan pembersih lantai atau wipol yang diambil dari kamar mandi.
Korban sempat dibawa ke IGD RS Polri Kramat Jati pada Senin dini hari dan sudah sempat dikuras lambungnya tapi sudah terlambat karena lambungnya mengalami koresif berat. Akhirnya nyawa korban tak tertolong.
Sumber yang lain juga mengonfirmasi, Y mengalami situasi yang pelik. Y ternyata diketahui masih berkeluarga dan merasa ketakutan serta berdosa karena terpapar ide radikal. “Dia meminum cairan wipol,” demikian sumber itu. (S-BS/jr)
