Biarritz, Prancis, 26/8/19 (SOLUSSInews) – Pertemuan G-7 di Biarritz, Prancis, menjadi ‘gaduh’ atas ulah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Dilaporkan Guardian, dalam makan malam dengan para pemimpin dunia, Trump meminta Rusia dimasukkan kembali ke dalam G-7. Rusia dikeluarkan dari G-8 pada tahun 2014 karena mencaplok Crimea, Ukraina.
Seorang diplomat yang berada di makan malam tersebut mengatakan, makan malam berubah menjadi tegang dan diwarnai perdebatan panas setelah Trump mengutarakan usulannya itu.
Usulan Trump didukung PM Italia, Giuseppe Conte. Conte, yang akan segera mundur dari jabatannya, diduga tengah mendekat ke Rusia untuk mengamankan pendanaan untuk partainya.
Jepang netral
Sementara itu, Shinzo Abe dari Jepang bersikap netral. Pemimpin-pemimpin lainnya seperti Boris Johnson dari Inggris, Angela Merkel dari Jerman, Justin Trudeau dari Kanada, Emmanuel Macron dari Prancis, dan Donald Tusk dari Uni Eropa dengan tegas menentang usulan Trump.
Disebut si diplomat, G-7 ialah persaudaraan, komunitas negara-negara demokrasi liberal. Dan Rusia bukanlah salah satunya (negara liberal) sehingga tidak pantas masuk G-7.
Di tengah-tengah ketegangan AS dan Iran, Presiden Macron justru mengundang menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif ke pertemuan membahas isu ketegangan nuklir di Timur Tengah.
Trump menanggapi pertemuan Prancis-Iran sebagai hal yang tidak perlu. “Kami akan mengatur pertemuan sendiri,” ujar Donald Trump. (S-BS/jr — foto ilustrasi istimewa)