Jakarta, 8/9/23 (SOLUSSInews.com) – Rangkaian kegoatan KTT ke-43 ASEAN berlangsung sukses di Jakarta sebagai Ketua ASEAN.
Nah, salah satu kegiatan dalam KTT ke-43 ASEAN, yakni ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), secara resmi ditutup pada Rabu (6/9/23) lalu. Pertemuan itu telah digunakan pemerintah untuk menunjukkan potensi investasi yang dimiliki oleh Indonesia dan negara ASEAN lainnya.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Rosan Roeslani memaparkan, dalam pertemuan tersebut, pihaknya melibatkan beberapa Perusahaan milik negara seperti Pertamina, PLN, In Journey, BNI, Mind ID, dan Telkom. Mereka dilibatkan dalam proses business matching, yang menjadi salah satu agenda dalam acara tersebut.
Dalam business matching tersebut, pihak BUMN mengangkat beberapa sektor seperti renewable energy, green hydrogen, green ammonia, serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan. Ia juga menyampaikan beberapa proyek yang menjadi fokus dalam kegiatan itu juga mencakup proyek strategis nasional.
“Ada lima proyek melibatkan energi, oil and gas, sembilan melibatkan jalan tol, ada lim proyek yang melibatkan Pelabuhan, dan enzm proyek di sektor kesehatan, tiga proyek terkait pupuk, 10 proyek infrastruktur, sembilan di tourism dan tigz di kendaraan listrik,” paparnya dalam konferensi pers.
Mengundang antusiasme tinggi
Ia menyebut proyek-proyek tersebut mengundang antusiasme yang tinggi dari para investor dan pihak swasta lainnya. Bahkan, kapasitas ruang pertemuan business matching tidak cukup untuk menampung para investor yang ingin datang dan mengetahui proyek-proyek tersebut.
Rosan mencatat, ada 185 investor yang hadir dalam business matching itu. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Prancis, Korea Selatan, Spanyol, Tiongkok, Jerman, Jepang, serta Kanada dan Inggris.
Sementara itu, dari berbagai proyek yang ada, Rosan menyebutkan beberapa mengundang minat para investor dan perusahaan swasta. Proyek-proyek itu terkait green energy, dekarbonisasi, dan baterai kendaraan listrik.
“Banyak yang juga ingin berpartisipasi dalam digitalisasi, terutama potensi dari masyarakat kita yang belum tersentuh formal financing. Mereka melihat potensi itu akan lebih besar ke depannya,” tambahnya.
“Kami harapkan ini dapat berlanjut setelahnya,” demikian Rosan Roeslani.