Barcelona-CS, 9/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Klub terbaik dunia, FC Barcelona kembali mencatat sejarah. Ya, Barca menorehkan dirinya sebagai klub Liga Champions pertama yang bisa mengatasi defisit empat gol dan lolos ke babak berikutnya.
Tim Katalan ini menang 6-1 atas Paris Saint-Germain (PSG) pada pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions di Camp Nou, Rabu (8/3/17) atau Kamis dini hari WIB. El Barca pun lolos dengan agregat 6-5 atas PSG.
Kemenangan 6-1 itu menjadi rekor baru di Liga Champions. Sepanjang sejarah Liga Champions, baru kali ini ada tim yang lolos setelah kalah empat gol pada laga pertama.
Barcelona kalah 0-4 dari PSG pada pertandingan babak pertama di Paris, Februari lalu. Kekalahan itu membuat banyak pihak meragukan peluang Barcelona untuk lolos.
Akan tetapi, Barcelona bisa mematahkan prediksi minor itu. Pasukan Luis Enrique menang secara dramatis atas PSG pada pertandingan di Camp Nou.
Keberhasilan Barcelona itu bisa dikatakan dramatis, karena PSG sempat mencetak gol melalui Edinson Cavani pada laga ini. Mencetak lima gol hanya akan berujung kegagalan bagi Barceloa, karena kalah agresivitas gol tandang.
Semakin dramatis, karena gol penentu keberhasilan Barcelona lolos baru tercipta pada menit terakhir ‘injury time’ melalui Sergi Roberto.
Gol dia membuat lima gol lain Barcelona yang dibukukan oleh Luis Suarez, Lionel Messi, Neymar (2 gol), dan bunuh diri Layvin Kurzawa bermakna besar, karena membuat PSG menjadi tim pertama di Liga Champions yang tersisih seusai unggul empat gol.
Sebelum PSG, memang ada tim lain yang sempat unggul empat gol di pertandingan pertama tetapi gagal lolos. Namun, kejadian itu terjadi di Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada 1985-1986.
Sepanjang sejarah kompetisi yang digelar UEFA, ada 80 cerita ketika sebuah tim kalah 1-5 pada partai pertama fase gugur. Cuma satu tim mampu memutar agregat di partai kedua, yaitu Real Madrid pada Piala UEFA (sekarang Liga Europa) 1985-1986, atau kasta kedua di pentas bola ‘benua biru’.
Berkat kemenangan 4-0 atas Borussia Moenchengladbach di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid berhak lolos ke perempat final dan akhirnya menjadi juara.
Prestasi Real Madrid itu berhasil diulangi sang rival utama, Barcelona, di Liga Champions musim ini. Jika Real Madrid menjadi juara pada tiga dekade lalu, bagaimana dengan Barcelona musim ini?
Kisah kebangkitan
Faktanya, sejarah baru di Liga Champions diciptakan Barcelona. Klub asal Catalan itu bangkit dan memastikan lolos ke perempat final Liga Champions seusai menang dramatis 6-1 atas PSG, Rabu (8/3/17) atau Kamis dini hari WIB.
‘Pasukan Katalan’ pun berhasil mengatasi defisit empat gol lantaran kalah 0-4 dari PSG di Paris pada pertandingan pertama, Februari lalu. Mereka lolos dengan agregat 6-5!
Prestasi Barcelona ini merupakan rekor baru di Liga Champions. Sebelumnya, belum pernah ada satu pun tim yang lolos di fase gugur setelah kalah dengan defisit empat gol pada laga pertama.
Kendati demikian, Barcelona punya catatan bagus terkait comeback atau kebangkitan dari ketertinggalan. Sudah beberapa kali mereka melakukannya di kompetisi antarklub Eropa, Piala UEFA (sekarang Liga Europa), Piala Winners, dan Piala/Liga Champions.
Berikut beberapa comeback bersejarah Barcelona sepanjang sejarah di kompetisi antarklub Eropa:
1. Piala UEFA musim 1977-1978 vs Ipswich Town
Barcelona kalah 0-3 pada pertandingan pertama babak 16 Besar Piala UEFA di kandang lawan. Pada laga kedua, Barcelona berbalik menang dengan skor yang sama berkat dua gol Johan Cruyff dan Carles Rexach.
Laga pun dilanjutkan dengan adu penalti. Pada babak adu penalti, mereka tanpa kesulitan menyingkirkan Ipswich Town.
2. Piala Winners musim 1978-1979 vs Anderlecht
Laga ini terjadi pada babak kedua Piala Winners. Mirip seperti versus Ipswich Town, Blaugrana kalah 0-3 pada laga pertama di kandang lawan.
Di Camp Nou, gol-gol dari Hans Krankl, Ramon Heredia, dan Facundo Zuviria memaksakan pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti.
Pada drama adu penalti, Barcelona menang 4-1 dan lolos ke babak selanjutnya.
3. Piala Champions 1985-1986 vs Gothenburg
Sama seperti dua cerita di atas, Barcelona membawa kekalahan 0-3 dari kandang lawan. Di Camp Nou, mereka lalu berbalik menang 3-0.
Kali ini, Pichi Alonso jadi bintang kemenangan timnya. Dia mencetak tiga gol pada menit ke-9, 63, dan 69. Barcelona kembali memaksa lawan menentukan pertandingan via adu penalti.
Layaknya Ipswich Town dan Anderlecht, Gothenburg harus tunduk lewat adu penalti. Skornya sangat tipis, yaitu 5-4, dengan gol penentu dicetak Victor Munoz.
4. Liga Champions 1993-1994 vs Dynamo Kyiv
Barcelona kalah 1-3 pada laga pertama ronde awal Liga Champions musim 1993-1994 saat bertanding di kandang Dynamo Kyiv.
Dengan kewajiban mencetak minimal dua gol, tim yang ketika itu dilatih Johan Cruyff menunjukkan tajinya saat bertanding di hadapan publik sendiri.
Dua gol Jose Mari Bakero, Michael Laudrup, dan Ronald Koeman membungkam Dynamo Kyiv yang hanya mencetak satu gol balasan.
Blaugrana lolos ke babak 16 Besar dengan keunggulan agregat 5-4 dan melangkah mulus hingga babak final sebelum kalah oleh AC Milan.
5. Liga Champions 1999-2000 vs Chelsea
Barcelona kalah 1-3 dari ‘The Blues’ – julukan Chelsea – di Stamford Bridge. Saat Chelsea melakukan kunjungan balasan ke Camp Nou, Barcelona ganti mengalahkan ‘The Blues’ dengan skor sama lewat gol-gol Rivaldo, Luis Figo, dan Dani.
Agregat 4-4 memaksa kedua klub bermain meneruskan ke perpanjangan waktu. Pada masa 2 x 15 menit inilah Barcelona menentukan kemenangan lewat gol Rivaldo dan Patrick Kluivert.
6. Liga Champions 2012-2013 vs AC Milan
Barcelona kalah 0-2 di San Siro pada babak 16 Besar. Kekalahan ini menjadi salah satu kejutan besar, karena performa AC Milan saat itu tengah menurun.
Akan tetapi, Barcelona bisa bangkit ketika bermain di Camp Nou. Dua gol Lionel Messi, serta tambahan dari David Villa dan Jordi Alba membayar lunas kekalahan tersebut pada laga kedua.
7. Liga Champions 2016-2017 vs PSG
Inilah comeback paling dramatis Barcelona. Kalah 0-4 di kandang lawan dan sempat kemasukan oleh gol Edinson Cavani di Stadion Camp Nou, Barcelona lolos ke perempat final dengan kemenangan 6-1 atas PSG.
Gol penentu keberhasilan Barcelona lolos pun baru tercipta pada menit terakhir ‘injury time’ melalui Sergi Roberto. Lima gol lain Barcelona lain dibukukan oleh Luis Suarez, Lionel Messi, Neymar (2 gol), dan bunuh diri Layvin Kurzawa.
Keberhasilan Barcelona itu bisa dikatakan dramatis karena PSG sempat mencetak gol melalui Edinson Cavani pada laga ini. Mencetak lima gol hanya akan berujung kegagalan bagi Barcelona, karena kalah agresivitas gol tandang.
Semakin dramatis karena gol penentu keberhasilan Barcelona lolos baru tercipta pada menit terakhir injury time melalui Sergi Roberto.
Gol dia membuat lima gol lain Barcelona lain dibukukan oleh Luis Suarez, Lionel Messi, Neymar (2 gol), dan bunuh diri Layvin Kurzawa bermakna besar karena membuat PSG menjadi tim pertama di Liga Champions yang tersisih seusai unggul empat gol.
Kemenangan 6-1 itu menjadi rekor baru di Liga Champions. Sepanjang sejarah Liga Champions, baru kali ini ada tim yang lolos setelah kalah empat gol pada laga pertama.
Jalannya laga
Ya, inilah malam dramatis tersaji di Camp Nou. Bahkan Suarez menyebutnya sebagai ‘malam horor’. Betapa tidak, Barcelona membalikkan ketertinggalan 0-4 dengan menang 6-1 atas Paris Saint-Germain untuk ke perempatfinal Liga Champions.
Menjamu PSG di Camp Nou, Kamis (9/3/17) dinihari WIB, Barca dalam posisi tertinggal 0-4. Sepanjang sejarah, belum ada yang pernah membalikkan ketertinggalan sebesar ini.
‘Blaugrana’ — julukan lain Barcelona — memulai dengan meyakinkan setelah Luis Suarez membawa mereka unggul di menit ketiga. Gol bunuh diri Layvin Kurzawa di menit ke-40 kian menghidupkan kans Barca.
Eksekusi penalti Lionel Messi di menit ke-50 membuat Barca semakin percaya diri. Tapi kemudian gol balasan Edinson Cavani di menit ke-62 meredupkan peluang mereka.
Momen dramatis itu lantas terjadi di menit-menit akhir. Neymar mencetak dua gol di menit ke-88 dan 90, membuat skor sama kuat 5-5. PSG masih unggul agregat gol tandang. Di menit terakhir ‘injury time’, Sergi Roberto membuat Camp Nou bergemuruh dengan golnya.
Barca menang 6-1, unggul 6-5 secara agregat dan lolos ke perempatfinal.
Tertinggal 0-4, Barca memulai dengan agresif dan langsung mengurung PSG. Di menit ketiga, mereka langsung memetik keunggulan.
Umpan silang Rafinha dari sisi kanan mengarah ke kotak penalti dan bola gagal diamankan pertahanan PSG. Bola melambung liar di depan gawang, yang kemudian disambar Suarez dengan sundulan.
Upaya Kevin Trapp menghalau bola sedikit terlambat, sementara usaha Thomas Meunier untuk menyapu bola juga tak mencegah terjadinya gol. Bola sudah melewati garis gawang.
Di menit ke-10, Javier Mascherano melepaskan tembakan voli dari luar kotak penalti menyusul situasi sepak pojok. Berakhir melebar ke kanan gawang.
Tak lama berselang, PSG mengklaim penalti. Julian Draxler mencoba melepaskan umpan silang dan membentur Mascherano sebelum akhirnya bola bergulir ke luar lapangan. PSG meminta penalti, tapi wasit tak menganggap terjadi ‘hand ball’.
Di menit ke-15, Barca mendapatkan peluang dari bola mati tak jauh dari kotak penalti PSG. Eksekusi Lionel Messi cuma melambung tipis di atas gawang.
Tekanan dari tuan rumah berlanjut. Neymar yang menerima umpan dari Rafinha di sisi kiri, merangsek ke tengah dan mengarahkan tembakan ke tiang jauh. Tipis saja di sisi kanan gawang.
PSG terus mendapatkan tekanan. Di menit ke-28, sepakan keras Andres Iniesta dari depan kotak penalti melesat sedikit di atas gawang.
Tim tamu pada prosesnya berhasil mencatatkan peluang pertamanya di menit ke-31. Lucas Moura menuntaskan serangan cepat PSG dengan sepakan keras dari jarak jauh, namun tepat ke arah Marc-Andre ter Stegen.
Kesalahan fatal hampir dibuat PSG di menit ke-35. Umpan ceroboh di daerah pertahanan sendiri diserobot Iniesta. Bola kemudian dioper ke Messi yang meneruskannya ke Suarez di sisi kanan. Hanya saja Suarez gagal mengontrol dengan baik, sehingga sepakannya tak sempurna dan mudah diamankan kiper.
Lima menit kemudian, Barca mendapatkan gol kedua. Suarez dengan cerdik mengirimkan umpan terobosan lambung ke Iniesta yang merangsek ke sisi kiri di dalam kotak penalti.
Di bawah penjagaan ketat, Iniesta sempat mencoba mengoper dengan tumitnya. Bola gagal dihalau Kevin Trapp, sementara upaya Layvin Kurzawa menendang bola malah membuatnya masuk ke gawang sendiri.
Tiga menit babak kedua berjalan, Barca mendapatkan penalti. Iniesta jeli melihat celah dan memberikan umpan terobosan ke Neymar. Meunier yang tak siap mencoba mengejar Neymar, tapi malah terjatuh dan kemudian menabrak penyerang Barca itu hingga terjatuh juga.
Mulanya wasit tak meniup peluit, tapi usai berkonsultasi dengan ofisial keempat memutuskan memberikan penalti. Messi dengan sempurna menceploskan bola ke pojok kiri gawang dengan keras.
PSG nyaris memperkecil ketertinggalan di menit ke-52. Umpan silang Meunier dari kanan dicocor Cavani, tapi bola cuma menghantam tiang gawang.
Sepuluh menit berselang, PSG memperkecil selisih. Dari bola mati di daerah sendiri, bola lambung disundul Kurzawa dan disambar Cavani dengan sepakan voli di tengah kotak penalti.
Berjarak dua menit, PSG hampir mencetak gol keduanya. Dalam situasi serangan balik, Draxler menyodorkan umpan terobosan dan Cavani lolos dari jebakan ‘offside’. Hanya saja sepakannya saat menghadapi Ter Stegen terhalau.
PSG kembali merapatkan pertahanan selepas mencetak gol, membuat Barca cukup kesulitan menembus. Sebuah sepakan Neymar dari luar kotak penalti di menit ke-71 masih mudah diamankan Trapp.
Tiga menit berselang, giliran Messi melakukan percobaan. Tapi tendangannya tak sempurna dan hanya melebar ke kanan gawang.
PSG membuang peluang bagus untuk menambah gol di menit ke-85. Di Maria berlari bebas menghadapi kiper usai menerima umpan dari Verratti dalam situasi serangan balik. Sepakannya melebar ke kiri.
Di menit ke-88, Barca memperlebar kembali keunggulan. Tendangan bebas Neymar dari sisi kiri melesat ke pojok kiri atas gawang.
Memasuki masa ‘injury time’, penalti diberikan wasit untuk Barca setelah Marquinhos menjatuhkan Suarez. Neymar mengecoh Trapp dengan mengarahkan bola ke kanan dan membawa Barca unggul 5-1.
Di menit terakhir masa ‘injury time’, Barca mencetak gol!
Umpan lambung Neymar dicocor Sergi Roberto yang lolos dari perangkap ‘offside’ dan menaklukkan Trapp. Laga berakhir tak lama kemudian. Demikian ‘Kompas.com’ dan ”Detik.com’ sebagaimanai diolah Tim ‘BENDERRAnews’ serta ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’.
Susunan pemain:
Barcelona: Ter Stegen; Pique, Mascherano, Umtiti; Rakitic (Gomes 84′), Busquets, Iniesta (Turan 65′), Rafinha (Roberto 76′); Messi, Suarez, Neymar.
Paris Saint-Germain: Trapp; Meunier (Krychowiak 93′), Marquinhos, Silva, Kurzawa; Rabiot, Verratti, Matuidi; Lucas (Di Maria 55′), Cavani, Draxler (Aurier 75′). (Tim)