Jakarta-CS, 10/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Dari hitung-hitungan para wartawan, Presiden Joko Widodo hanya berbicara sekitar dua menit dan sembilan detik ketika bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebaliknya, SBY bericara sebanyak lima menit dan 16 detik dengan nuansa yang ‘beragam’.
Apa pun itu, pertemuan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan SBY pada Kamis (9/3/17) kemarin telah mencatatkan sejumlah hal menarik.
Dan ketika sesi tanya-jawab seusai pertemuan, SBY yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat, tampak berbicara lebih lama dibandingkan Jokowi.
Pertanyaan yang diajukan untuk SBY memang lebih banyak.
Berikut kutipan saat tanya-jawab seusai pertemuan Jokowi dan SBY:
Jokowi: Ya seperti yang sudah sering saya sampaikan bolak-balik kan sudah saya sampaikan bahwa saya akan mengatur waktu untuk Beliau, Pak SBY. Dan hari ini, Alhamdulillah Beliau pas juga ada waktu, saya juga ada dan Beliau juga ada, maka kita janjian dan ketemu. Sudah.
Tanya (T): Apakah pertemuan ini memang sudah direncanakan?
Jokowi: Ya direncanakan tapi pas kadang-kadang saya ada waktu, Pak SBY waktu tidak ada. Beliau ada, saya pas barengan acara. Sekarang waktunya sekarang.
T: Apa topik pembicaraan dengan Pak SBY?
Jokowi: Ya berbicara banyak hal, baik yang berkaitan dengan politik nasional, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, namanya diskusi kan banyak hal dan hal-hal yang lain-lainnya.
SBY: Saya juga bersyukur dan bergembira karena hari ini Beliau, Bapak Presiden kita bisa menyediakan waktu untuk sebuah pertemuan ini. Pertemuan ini sudah digagas dan dirancang cukup lama. Tapi Alhamdulillah hari ini berlangsung. Saya tadi mendengarkan Bapak Presiden, apa saja yang menjadi agenda Beliau, agenda nasional.
Saya juga mengucapkan selamat atas keberhasilan menjadi tuan rumah, baik kunjungan Raja Salman maupun IORA yang baru selesai. Ini menunjukkan bahwa Indonesia terus berperan di panggung internasional. Kami juga mendiskusikan bahwa negara ini harus semakin maju, negara Pancasila, negara Bhinneka Tunggal Ika yang negara yang mengayomi semua. Komitmen Beliau samalah dengan komitmen saya komitmen para mantan presiden, ingin membangun negara dan ingin negara kita makin baik.
Sedikit memang karena jarang bertemu atau sudah lama tidak bertemu mungkin saja ada informasi-informasi yang tidak sepatutnya didengar, baik oleh Beliau atau saya sendiri. Tadi suasananya baik sekali karena dapat dijadikan sebagai ajang ‘tabayun’.
Dengan demikian seperti yang saya duga, Beliau tetap percaya bahwa seorang SBY itu juga ingin berbuat yang terbaik untuk negara ini, untuk pemerintahan Beliau. Saya juga demikian. Pak Jokowi juga ingin betul membangun negara ini.
Kalau seloroh saya, presiden ini hidupnya tidak tenang, kiri salah kanan salah, maju kena mundur kena. Dan itu saya sampaikan juga kepada Beliau, saya alami juga dulu ketika 10 tahun memimpin indonesia.
Tapi saya tahu Beliau akan tegar terus menghadapi berbagai ujian sejarah ini, kita doakan semoga separuh perjalanan, karena saya lapor Beliau, bulan depan ini sudah separuh jalan kabinet yang Beliau pimpin, tinggal separuh jalan lagi. Harapan saya semakin sukses. Kalau pemerintah sukses kan rakyat kita juga senang.
T: Ketika bertemu Presiden Jokowi tadi, apa perasaan Pak SBY? Terakhir bertemu kan 2015 lalu.
SBY: Iya bersyukur, bergembira dan sekali lagi bisa saling kembali menjalin komunikasi beliau juga. Pak Djoko Suyanto juga mengingatkan tadi indahnya transisi dari saya ke Beliau, tradisi politik yang baik. Tentu ini terus berlanjut di masa yang akan datang.
Jadi perasaan saya bersyukur gembira dan ya. Ini kalau ada klub presiden dan mantan presiden kan baik seperti ini kita bisa saling berkomunikasi. (Jokowi tertawa)
T: Artinya sekarang sudah tidak ada miskomunikasi dengan Presiden Jokowi?
SBY: Insya Allah, Insya Allah, saya senang sekali, saya bisa menjelaskan, Beliau mendengar dengan seksama. Saya juga mendengar dari Beliau. Alhamdulillah ini awal yang baik, karena tidak baik kalo ada miskomunikasi dan misinformasi di antara Beliau dan saya ataupun di antara kami-kami lah yang pernah memimpin negara ini.
Ini harapan kami berdua nanti.
T: Waktu itu Pak SBY pernah bilang ingin blakblakan. Tentang apa sih Pak blakblakannya?
Jokowi: (SBY menyeruput teh. Jokowi yang menjawab) Masa blakblakan, diblakblakan ke kamu.
T: Pak SBY berarti 17 Agustus 2017 nanti akan hadir di Istana Presiden dong?
SBY: Saya sampaikan ke Beliau, kalau undangan yang diberikan Istana beberapa, kalau saya hadir, beberapa kali tidak hadir, karena ada alasan tertentu. Tapi insya Allah kalau undangan itu saya bisa menghadiri tentu dengan senang hati.
Kemarin juga saya hadir ke kunjungan ke Raja Salman di DPR. Insya Allah saya akan menjadi bagian dari negara ini dari pemerintah ini. Sudah, cukup ya.
T: Bagaimana dengan komitmen Partai Demokrat sendiri terhadap pemerintahan Jokowi-JK? SBY: Saya lebih mendudukkan diri sebagai mantan presiden dan Beliau sebagai presiden. Kita tidak masuk ke politik yang sangat teknis. Kalau itu akan mengalir ada mekanismenya. Kalau kita cocok untuk menyelamatkan negeri ini, negara Pancasila. Saya kira kerja sama politik apapun itu terbuka.
T: Apakah artinya nanti akan ada pertemuan politik lagi untuk membahas kerja sama ini? Pak Presiden Jokowi, apa harapan Bapak terkait Partai Demokrat yang mungkin memberikan dukungan di waktu mendatang?
Jokowi: Tadi Pak SBY sudah menyampaikan bahwa tradisi politik dari presiden sebelumnya ke berikutnya memang harus kita tradisikan. Yang kedua berkaitan dengan budaya estafet. Pembangunan yang sebelumnya diteruskan oleh pembangunan presiden berikutnya. Kalau budaya estafet terus bisa dilakukan, kita memiliki, negara ini gampang mencapai titik target bagi kebaikan rakyat, bagi kebaikan negara.
Saya kira ke depan tradisi yang baik pergantian dari presiden sebelumnya ke presiden berikutnya itu harus terus ditradisikan dan yang kedua, budaya estafet harus kita miliki, sehingga jangan sampai kita tidak memulai terus dari awal. Itu yang harus kita tradisikan. Demikian seperti diolah dari ‘Kompas.com’ untuk ‘Cahayasiang.com’ oleh Tim ‘BENDERRAnews’ dan ‘SOLUSSInews’. (Tim)