Jakarta, 22/5/17 (SOLUSSInews): Grab, perusahaan ride-hailing nomor satu di kawasan Asia Tenggara, dan kini setiap harinya melayani tidak kurang dari 2,3 juta juta perjalanan, 50 persennya di Indonesia, terus berinovasi.
Dilaporkan, tahap pertama master plan “Grab 4 Indonesia” telah mencapai target yang signifikan hanya dalam waktu tiga bulan. Sebab, setelah membuka pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Jakarta dan melakukan finalisasi integrasi atas Kudo, Grab kini mulai mengembangkan target-target selanjutnya sebagai tahapan kedua dari master plan tersebut.
Grab akan melahirkan lima juta wirausahawan mikro di Indonesia pada 2018, serta meningkatkan jumlah tenaga kerja Indonesia dalam sektor teknologi menjadi ratusan orang hingga akhir tahun ini.
‘Managing Director’ Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyampaikan, untuk mencapai tujuan tersebut, pusat R&D di Jakarta akan mengembangkan upaya-upaya baru untuk membuat ekonomi digital lebih nyaman, terjangkau, dan aman digunakan.
Selain itu akan dibuka kesempatan pembiayaan dan penyewaan bagi mitra pengemudi Grab.
Sumber pendapatan
Sebagaimana dikutip ‘BeritaSatu.com’, saat ini tim engineering dari Grab dan Kudo juga telah menciptakan modul ‘onboarding’, di mana sekitar 400.000 agen resmi Kudo bisa mendaftarkan mitra pengemudi baru Grab melalui aplikasi Kudo.
Ke depannya mitra pengemudi Grab juga akan memperoleh sumber pendapatan baru melalui aplikasi Kudo dengan menjadi agen dan menjual barang-barang secara ‘online’ kepada konsumen.
“Pemerintah Indonesia memberikan kemudahan bagi kalangan bisnis untuk mengembangkan usahanya dan memungkinkan kami mendukung target untuk menjadikan ekonomi digital sebagai kekuatan Indonesia di masa depan. Kami berkomitmen untuk mengambil bagian dalam upaya ini dengan membangun kapabilitas teknologi yang nyata di Indonesia,” ujar Ridzki Kramadibrata, di Jakarta, Kamis (18/5/17) pekan lalu.
Master plan 2020 bertajuk ‘Grab 4 Indonesia’ telah diluncurkan Grab pada awal Februari 2017 lalu. Dalam master plan tersebut, Grab menginvestasikan dana senilai US$ 700 juta di Indonesia dalam jangka waktu empat tahun ke depan, guna mendukung target Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. (S-BS/jr)