Lippo Village, 19/7/17 (SOLUSSInews) – Ketua Jurusan Management Business School Universitas Pelita Harapan, Peggy Mekel, mengatakan, pertumbuhan jumlah rumah sakit menyebabkan kebutuhan akan staf yang ahli di bidang manajemen rumah sakit ikut meningkat.
“Staf yang benar-benar memahami industri rumah sakit atau kesehatan dengan berlatar belakang manajemen, pemasaran dan keuangan akan memperkuat daya saing dari rumah sakit,” katanya di kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), kawasan Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, Selasa (18/7/17) kemarin.
Nah, untuk menjawab kebutuhan tersebut, Peggy Mekel mengatakan lagi, pihaknya membuka konsentrasi baru yakni: Healthcare management. Tujuannya agar lulusan dari UPH yang bergelar sarjana ekonomi dapat mengisi kebutuhan staf manajemen.
“Kebutuhan staf manajemen rumah sakit tentu membutuhkan lulusan yang benar-benar memahami industri rumah sakit. Jadi kami membuka konsentrasi healthcare management yang berlatar belakang manajemen dan mengerti bagiamana ilmu pemasaran dan keuangan sehingga dapat menganalisis daya saing rumah sakit,” kata Peggy pada acara ‘Business Leaders Speaker Series’ yang diselenggarakan di UPH.
Selanjutnya dijelaskan dia, konsentrasi healthcare management ini, dapat dimulai ketika mahasiswa berada pada semester lima. Tujuannya agar mahasiswa fokus mempelajari ilmu manajemen rumah sakit, setelah memahami ilmu dasar manajemen.
Peggy juga menyebutkan, ada 10 satuan kredit semester (SKS) yang harus dipelajari mahasiswa pada program konsentrasi ini. Selain itu, dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa, UPH Management Business School mewajibkan mahasiswa menjalankan magang di rumah sakit selama tiga bulan.
Dengan demikian, menurut Peggy, mahasiswa diperkenalkan langsung dengan seluk beluk dunia kerja di rumah sakit. Sehingga skripsi yang disusun mahasiswa sesuai dengan konsentrasi.
Peggy juga mengatakan, peminat konsentrasi healthcare UPH salama masa magang akan dibimbing. Pasalnya, UPH telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit berstandar internasional. Salah satunya Siloam Hospitals. Selain dapat menjalankan magang, lulusan UPH juga berpeluang untuk bekerja di Siloam Hospitals.
“Jadi konsentrasi yang kami buka ini sudah kami persiapkan. Dari hulu ke hilir, jadi lulusan dari UPH Management Business School, kami berupaya untuk mendapatkan tempat pekerjaan,” ujarnya seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’
Kebutuhan semua komunitas
Sementara itu, CEO and Deputy Presdir of Siloam Hospitals Group, Caroline Riady mengatakan, pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan di setiap komunitas.
Di Indonesia, kebutuhan akan pelayanan kesehatan merupakan yang besar. Namun, ada berbagai hambatan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, yakni akses pelayanan terhadap kesehatan.
Carolina menyebutkan, ada empat yang harus dipenuhi. Fasilitas, ketersediaan tenaga medis, kemampuan finansial dan kesadaran.
Disebutnya, tidak semua masyarakat sadar akan pentingnya kesehatan.
Untuk itu, ia mengaku, hadirnya BPJS dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan.
Pihaknya mengharapkan, Siloam Hospitals dapat bekerja sama dengan BPJS dan Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pelayaan kesehatan terutama ketersediaan fasilitas.
Sementara untuk kebutuhan sumberdaya manusia (SDM), seperti perawat, dokter, radiologis, farmasi, serta manajemen, menurut Carolina, peran serta dari institusi pendidikan sangat penting.
UPH merupakan salah satu institusi pendidikan yang mendukung menyiapkan SDM bagi Siloam Hospitals.
Untuk itu, ia mengharapkan, kerja sama antara perguruan tinggi dengan rumah sakit harus sejalan. Dalam hal ini, perguruan tinggi dalam menyiapkan SDM kesehatan, selain memiliki aspek skill, pengalaman, juga harus menanamkan nilai kemanusiaan. Mahasiswa juga harus memiliki hati untuk merawat pasian dan keluarga secara holistik.
“SDM yang dihasilkan harus memiliki aspek skill, pengalaman, dan yang penting, kita sangat mengharapkan bahwa tenaga yang masuk baik dari jajaran atas, hingga sampai level bawah pun harus mengerti pelayanan di Indonesia dan punya hati untuk pasien. Yakni dapat melihat kebutuhan fisik, emosional, dan kebutuhan lain-lain. Di mana mereka ingin menjadi bagian dari melayani pasien-pasien dan keluarga secara holistik. Itu yang menurut saya paling penting yang kita minta. Pintar banyak, tetapi kita mencari yang punya hati dan belas kasihan kepada orang-orang yang sakit,” demikian Caroline Riady. (S-BS/R/jr)