Bandung, 3/10/17 (SOLUSSInews) – Saat ini, pembangunan infrastruktur yang tengah dilaksanakan pemerintah tidak hanya membutuhkan sumber dana yang besar, melainkan juga dukungan teknologi.
Ini terutama untuk memberi solusi pada kurangnya efesiensi penyelenggaraan Konstruksi. Hal ini menilik kondisi di lapangan dengan masih ditemuinya perbaikan ulang dan pengerjaan ulang di beberapa proyek konstruksi, yang menyebabkan terbuangnya waktu dan sumber daya secara percuma.
Terkait itulah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, yang salah satu programnya meningkatkan produktivitas industri konstruksi, menjawab persoalan tersebut melalui sosialisasi prinsip konstruksi ramping atau biasa disebut Lean Construction.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Kompetisi Konstruksi Ramping Kedua (K2R 2.0) 2017.
Pada pembukaan acara, Minggu (1/10/17) lalu di Bandung, Dirjen Bina Konstruksi yang diwakili Sekretaris Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi Kementerian PUPR, Panani Kesai mengatakan sosialisasi prinsip-prinsip konstruksi ramping atau Lean Construction
dalam penyelenggaraan konstruksi merupakan aktualisasi komitmen Kementerian PUPR untuk meningkatkan mutu konstruksi.
“Kompetisi ini saya harapkan bisa mendorong kreativitas mahasiswa, untuk nantinya bisa di share-ing kepada Pemerintah sebagai masukan melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkualitas, ” ujar Panani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/10/17) sebagaimana dilansir ‘Investor Daily’ dan dicuplik ‘BeritaSatu.com’.
Meminimalisasi pemborosan
Selanjutnya Panani menyampaikan peran universitas, seperti ITB sangat penting untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi, mengingat gencarnya pembangunan infrastruktur sangat membutuhkan SDM yang kompeten.
Dalam tingkat global, konstruksi ramping dinilai sangat sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan meminimalisasi pemborosan biaya melalui perbaikan yang berlanjut.
Konstruksi ramping juga dapat memaksimalkan value yang ingin dicapai oleh pengguna akhir. Dari segi manfaat, penerapan konstruksi ramping sangat membantu meningkatkan efektifitas dan efesiensi perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi.
Untuk diketahui perkembangan konstruksi ramping saat ini cukup membanggakan. Di Indonesia sendiri, penelitian terkait dengan konstruksi ramping dimulai sejak tahun 2005 dengan dimotori kelompok keahlian manajemen dan rekayasa konstruksi di ITB yang mengusung agenda penelitiannya berupa Menuju Konstruksi Ramping di Indonesia. Interaksi dengan masyarakat internasional di bidang Konstruksi Ramping telah dibina pula sejak tahun 2007.
Ketua Panitia Kompetisi Konstruksi Ramping ITB, Muhamad Abduh, mengatakan, tujuan kegiatan kompetisi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat konstruksi di Indonesia mengenai konstruksi ramping.
Ditambahkan penilaian kompetisi berdasarkan pada menjelaskan ketepatan waktu, kecepatan membangun, kerjasama tim yang kompak.
“Mereka akan membangun konstruksi dengan lego, melakukan perencanaan, menyusun denah dengan potongan-potongan denah, ada tampak yang nyata untuk melakukan eksekusi dalam membangun sebuah konstruksi dengan metode prinsip Lean Construction,” katanya.
Pada Senin (2/10), kompetisi konstruksi ramping dilaksanakan. Format kompetisi dalam bentuk simulasi, namun situasi yang dibangun disesuaikan dengan praktik-praktik kondisi real dilapangan.
Alat keselamatan kerja
Semua peserta juga dilengkapi dengan pakaian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menggunakan alat pelindung diri selayaknya keadaan di lapangan kerja sungguhan.
Hal ini bertujuan untuk membuat keadaan semakin lebih nyata. Semua aturan pun harus dipatuhi dengan mengikuti prosedur yang sudah di atur oleh panitia yang berada dalam mengawasi kompetisi.
Delapan peserta universitas yang mengikuti Kompetisi ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Islam Sultan Agung, Universitas Teknologi Sepuluh November, Universitas Hasanudin, dan ITB.
Juri penilai berasal dari jajaran pejabat Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR. Dalam kompetisi ini terpilih sebagai pemenang pertama Universitas Diponegoro, pemenang keduaITB, dan juara ketiga Universitas Hasanudian. Penyerahan pemenang Kompetisi Ramping dilakukan oleh Kepala Balai Jasa Konstruksi III Jakarta, Riky Aditya Nazir, dan Ketua Panitia Kompetisi Konstruksi Ramping Muhammad Abduh, Senin (2/10) di Bandung.
Kementerian PUPR terus memberikan dukungan peningkatan produktivitas industri konstruski dengan menyokong melalui pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi, khususnya pada tingkatan perguruan tingggi.
Hal ini mengingat Perguruan tinggi merupakan motor pencetak tenaga ahli konstruksi berkualitas yang mempunyai kompetensi yang tinggi.
Selain kompetisi, dilaksanakan pula workshop konstruksi ramping, untuk memberikan pemahaman edukasi secara spesifik tentang prinsip konstruksi ramping. (S-ID/BS/jr)