BENDERRAnews, 20/8/18 (Jakarta) – Memang, masa panen raya bagi PT Matahari Department Store Tbk baru saja berlalu.
Ya, di kuartal kedua 2018 barusan, momentum Lebaran cukup sukses mendongkrak kinerja emiten ritel berkode LPPF ini. Namun ditilik secara tahunan, LPPF harus lebih gesit lagi agar bida bertumbuh signifikan.
Dilaporkan, dalam suasana ekonomi dunia belum stabil dan juga berimbas ke nasional, LPPF di sepanjang semester-I 2018, penjualan anak usaha Grup Lippo ini masih naik 3,14 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp5,91 triliun. Sementara, laba bersih juga tumbuh, yakni hanya 0,5 persen yoy menjadi Rp1,34 triliun.
Analis OCBC Sekuritas, Ishfan Helmy dalam risetnya 8 Agustus, menilai, momentum Ramadan dan Lebaran lalu memang memberi banyak, tapi keadaannya bisa dibilang tak sekuat tahun sebelumnya.
Sebab, pertumbuhan penjualan per toko atau same store sales growth (SSSG) Matahari tercatat hanya menjadi 4,5 persen, padahal pada kuartal kedua tahun sebelumnya yang mencapai 14,6 persen. Sedanhkan capaian SSSG ini juga cuma sebesar 4,8.
“Dalam pandangan kami, konsumsi domestik sudah mencapai titik terendah, namun belum kelihatan juga tanda-tanda pemulihannya. Peluang pertumbuhan kelihatannya lebih besar di area tertentu di luar Jawa yang di kuartal kedua SSSG nya mampu mencapai enam persen,” jelas Ishfan, seperti dilansir ‘Kontan.co.id’.
Kemampuan ekspansi Matahari
Senada dengan itu, Christine Natasya, analis Mirae Aset Sekuritas, juga menilai terhadap keberlanjutan pertumbuhan penjualan Matahari madih harus hadapi situasi cukup berat.
Termasuk tentunya hanya mengelola toko-toko yang benar-benar strategis. Diketahui, Matahari merupaka department store terbesar di Indonesia, dengan 133 gerai di berbagai kota di Indonesia.
Di semester pertama lalu Matahari menunda membuka toko-toko baru yang telah diantisipasi sebelumnya lantaran belum mendapat lokasi sesuai.
Christina menyebut, perusahaan memperkirakan hanya akan membuka satu atau dua toko baru hingga akhir tahun nanti.
Sebaliknya, Ishfan masih yakin pada kemampuan ekspansi Matahari.
Disebutnya, perusahaan akan mempertahankan pipeline toko barunya sebanyak 38 toko hingga 2019 mendatang.
Bisnis digital
Untungnya, Matahari berhasil mencatat pertumbuhan penjualan online di kuartal kedua sebesar 32 persen qoq.
Sementara, penjualan keseluruhan Matahari.com sepanjang enam bulan pertama tahun ini melonjak 91 persen yoy. “Ini sejalan dengan target perusahaan menggandakan total penjualan online di tahun 2018,” ujar Christine.
Sesudah melakukan rebranding platform online dari sebelumnya Mataharistore.com menjadi Matahari.com, Matahari juga akan meluncurkan aplikasi mobile terbaru pada akhir tahun nanti.
Diharapkan, ini dapat makin menggenjot penjualan online Matahari di tengah ketatnya persaingan dengan e-commerce seperti MatahariMall.com, Lazada, Shopee, dan Tokopedia.
Yakin jaga margin
Dari segi margin, Ishfan masih yakin Matahari dapat tetap menjaganya stabil sampai akhir tahun. “Di semester-I lalu, margin kotor Matahari masih berada di level 36 persen, sementara margin bersih di atas 13 persen,” rinci Ishfan.
Sementara, Christina memproyeksi margin bersih LPPF mungkin akan mencapai empat persen di akhir tahun. Ia juga merevisi proyeksi pendapatan LPPF sebesar menjadi Rp10,51 triliun, sedangkan laba bersih diprediksi sebesar Rp1,87 triliun.
Dari segi harga saham, LPPF telah mengalami koreksi sekitar 40 pers3n sejak awal tahun. Namun, koreksi ini dilihat Ishfan sebagai kesempatan emas bagi investor untuk mengakumulasi beli saham untuk jangka panjang.
Alasannya, profitabilitas Matahari masih terbilang stabil, kendati kendati pertumbuhan konsumsi masih lemah.
Untuk itu, Ishfan masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham LPPF. Hanya saja, dengan pertimbangan penurunan harga saham dalam tujuh bulan ini, ia menurunkan target harga dari sebelumnya Rp10.800 menjadi Rp9.000 per saham.
Adapun, Christina membuat rekomendasinya dari beli menjadi trading beli untuk LPPF, yakni mematok target harga sebesar Rp9.300 per saham. (S-KT/jr)