Jakarta, 12/10/18 (SOLUSSInews) – Selaku tuan rumah, Indonesia sekali lagi mencetak prestasi gemilang.
Yakni, sebagaimana pada Asian Games 2018 lalu, kini Indonesia sukses melewati target minimal Asian Para Games yang ditetapkan Pemerintah, yakni 16 medali emas.
Total medali yang dikoleksi kini telah mencapai 86 medali, dengan rincian 23 emas, 29 perak, dan 34 perunggu. Padahal pertandingan masih menyisakan waktu tiga hari lagi sampai penutupan pada Sabtu (13/10/18).
Hingga kini, Indonesia masih berada di peringkat enam klasemen sementara, jauh di atas pencapaian pada Asia Para Games sebelumnya.
Catur ladang emas
Sebanyak 15 medali emas didapat pada hari Rabu (10/10/18) kemarin, yang enam di antaranya bersumber dari cabang olahraga catur selaku penyumbang medali terbanyak.
Rinciannya, catur meraih enam medali emas, tiga perak dan tiga perunggu pada kategori catur standar. Emas disumbangkan dari nomor beregu pria P1, beregu putra VI-B1, beregu putri VI-B1.
Sementara untuk perorangan disumbangkan kelas putri P1 atas nama Nasip Farta Simanja, perorangan putra B1 lewat Hendi Wirawan, dan perorangan putri B1 atas nama Debi Ariesta.
Hasil enam emas ini cukup mengejutkan, karena target awal hanya dipatok empat emas saja. Apalagi sebelumnya, catur dipertimbangkan tidak dipertandingkan APG, karena bukan merupakan cabor Paralimpiade 2020 Tokyo.
Tim ‘lawnbowl’ Indonesia
Sementara itu, tim lawnbowl Indonesia juga unjuk gigi, dengan menyumbang empat emas, tiga perak, dan empat perunggu. Medali emas masing- masing disumbang oleh Dwi Widiantoro (tunggal terbuka campuran B1), Mella Windasari (tunggal putri B6), Suwondo (tunggal terbuka campuran B4), dan Yulia Verawati (tunggal terbuka campuran B2).
Sedangkan cabang tenis pun tak mau kalah dengan menyumbang tiga medali emas, dua perak dan tujuh perunggu. Medali emas diraih dari nomor ganda putra TT10 dari David Jacobs/Akbar Komet, ganda putra TT4-5 Agus Sutanto/Tatok Hardiyanto, dan ganda campuran kelas 6-8 M. Rian Prahasta/Suwarti.
Tim para atletik juga menyumbang tambahan dua medali emas, empat perak, dan dua perunggu. Medali emas masing-masing disumbang Karisma Evi Tiarani pada nomor lari 100 meter putri T42/T63 serta Putri Aulia pada nomor 100 meter putri T13.
Sapu bersih
Kemenangan tersebut semakin istimewa karena seluruh medali di nomor lari 100m putri T13 disapu bersih oleh Indonesia. Aulia Putri menyanyikan Indonesia Raya bersama dengan dua rekannya, yaitu Endang Sari Sitorus Ni (perak) dan Made Arianti Putri (perunggu).
Menanggapi hasil ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku puas dengan capaian para cabang olahraga (cabor). Ia menyebut, raihan ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia.
“Kita harus berbangga atas prestasi luar biasa ini. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh atlet yang telah bekerja keras, tim pelatih dan official yang membantu para atlet tanpa kenal lelah, juga Chief de Mission atau Ketua Kontingen Arminsyah yang terus mengawal persiapan. Tak lupa terima kasih saya ucapkan kepada psikolog yang setia menemani untuk menjaga semangat para atlet,” kata Menpora Imam Nahrawi.
“Terima kasih kepada atas doa dan dukungan para suporter. Terima kasih kepada mereka yang rela meninggalkan pekerjaan demi memberikan suntikan semangat secara langsung di venue-venue pertandingan. Ini adalah kesuksesan yang harus kita rayakan bersama-sama,” jelasnya.
Kualifikasi Paralimpiade
Imam optimistis jumlah emas Indonesia bisa terus bertambah mengingat masih banyak nomor yang akan dipertandingkan di sisa hari penyelenggaraan, apalagi ada banyak hasil yang telah melampaui target.
“Tenis meja sebenarnya hanya ditarget dua emas, tetapi ternyata bisa mendapatkan empat. Catur juga melebihi target empat emas yang ditetapkan. Untuk lawn bowl tidak diberi target. Namun, keuntungan tuan rumah membuat persiapan lebih matang,” lanjut Imam, seperti dilansir Suara Pembaruan.
Sementara Ketua Kontingen Indonesia, Arminsyah yakin dengan semakin banyaknya atlet meraup medali emas, akan kian banyak pula atlet Indonesia yang bisa lolos ke Paralimpiade 2020 Tokyo. Mengingat 17 dari 18 cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Para Games (APG) ini merupakan salah satu kualifikasi Paralimpiade. Dimana para peraih emas APG akan lolos otomatis ke Paralimpiade.
“Yang jelas hasil ini tidak bisa tercapai bila atletnya tidak hebat. Termasuk dukungan yang paling terasa tentu dari tim medis dan psikolog (sebanyak 24 orang) yang siap menjaga mental dan semangat juang atlet, hingga bisa mencapai target emas saat ini,” demikian Arminsyah. (S-SP/BS/jr)