Yogyakarta, 8/11/18 (SOLUSSInews) – Dermawan Indonesia kaliber dunia, Dati’ Sri Tahir, menyatakan, pendidikan merupakan sektor vital yang harus dibenahi oleh bangsa ini supaya bisa bersaing dan maju. Bersamaan dengan membangun pendidikan, orang–orang Indonesia juga harus berpikir visioner, karena memiliki sumber daya alam.
Hal itu disampaikan oleh Dato’ Sri Tahir, pengusaha yang masuk deretan orang terkaya Indonesia, denhan 50 persen hasil bisnisnya disumbangkan untuk kemanusiaan. Komitmen menantu Mochtar Riady (Founder dan Chairman Lippo Group, Red) tersebut, menjadikan dirinya satu-satunya pengusaha top Indonesia yang menandatangani Giving Pledge bersama-sama para orang terkaya di dunia, seperti Bill Gates (Pendiri Microsoft), Warren Buffet dll, sebagai filantropi internasional.
Ia mengemukakan ini dalam kuliah umum yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Rabu (7/11/18).
Dalam kuliah umum yang mengambil “Kemiskinan, Filantropi, dan Pemberdayaan Masyarakat”, Tahir menekankan, pendidikan ialah cara untuk mengubah nasib suatu bangsa. Jika Indonesia mau maju, harus ada perubahan pada pendidikan Indonesia.
Penelitian sebuah keharusan
Tahir pun menuturkan, ada beberapa cara agar perguruan tinggi sebagai lembaga yang menghasilkan akademisi menjadi lebih baik.
“Perguruan tinggi harus bisa membuat suatu kurikulum yang berguna untuk 20 sampai 40 tahun mendatang. Kemudian perguruan tinggi harus bisa membuka kerja sama dengan berbagai industri untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari oleh mahasiswa. Penelitian itu suatu keharusan yang dilakukan oleh perguruan tinggi, walaupun penelitian menghabiskan dana banyak dan memakan waktu lama, tetapi saya yakin suatu saat penelitian itu pasti berguna ke depannya, jangan hanya mau hasil yang bagus tanpa ada usaha yang panjang,” tutur Tahir, yang pernah menyumbang US$ 75 juta kepada The Global Fund untuk memerangi TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.
Pendiri “Tahir Foundation” ini menyayangkan, jika banyak perguruan tinggi (PT) hanya menghasilkan banyak sarjana tanpa mengedepankan kajian ilmu pengetahuan.
“Jangan sampai perguruan tinggi meluluskan mahasiswanya tiap tahun tanpa ada hasil selama dia menjalani proses pendidikan yang maksimal,” ujarnya seperti dilansir ‘Suara Pembaruan’.
Empat tipe manusia
Pada akhir kuliah umumya, Tahir menyampaikan, ada empat tipe manusia yang di dunia ini, dan salah satunya merupakan yang mampu mengubah dunia.
Pertama, demikian suami dari Rosy Riady (putri sulung Mochtar Riady, kakak kandung James Riady, Red), ini, ialah, orang bergerak dengan seadanya. Lalu, kedua, merupakan orang yang bertanggung jawab. Dan ketiga ialah orang yang memiliki komitmen. Terakhir, orang yang mampu berpikir visioner.
Tahir meyakini, dunia ini mampu berubah menjadi lebih baik apabila banyak orang yang berpikir jauh ke depan. “Pendidikan saja tidak cukup untuk mengubah dunia, dibutuhkan bantuan dari orang–orang visioner di dalamnya,” tandas Tahir.
Tahir berpesan, filantropi bukan suatu bentuk rasa iba terhadap orang lain, melainkan suatu komitmen yang harus dilakukan oleh setiap orang. Kemudian ia pun mengatakan bahwa manusia harus keluar dari kotak yang mengekang dirinya untuk memulai sesuatu yang baru. “Kekayaan yang besar akan mendatangkan kewajiban yang besar pula,” demikian Dato’ Sri Tahir. (S-SP/BS/jr)