Jakarta-CS, 13/3/17 (BENDERRA/SOLUSSI): Di tahun-tahun penuh tantangan ini, PT Lippo Karawaci Tbk atau LPKR ternyata mampu terus eksis positif, dan terbukti berhasil meraup total pendapatan senilai Rp10,5 triliun atau naik 18 persen dari tahun 2015 lalu.
Dilaporkan, selain laba kotor yang tumbuh 10 persen atau menjadi Rp4,5 triliun, LPKR juga mencatat laba bersih naik sebesar 65 perseb menjadi Rp882 miliar.
Demikian hasil audit laporan keuangan konsolidasi LPKR tahun 2016 yang disampaikan Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR, Senin awal pekan lalu di Jakarta.
“Ini tahun yang penuh tantangan. Sektor properti Indonesia tahun lalu melanjutkan tren perlambatannya sejak 2015. Tapi, recurring revenue yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan divisi Healthcare kami naik 25 persen dan ini telah membantu untuk mengurangi pelemahan itu,” ujar Ketut.
Pendapatan properti LPKR tercatat tumbuh sebesar 11 persen menjadi Rp3,8 triliun. Capaian itu menambah kontribusi sebesar 36 persen dari terhadap total pendapatan. Sementara itu, penyelesaian penjualan aset Lippo Mall Kuta ke LMIRT di Desember 2016 mengangkat pendapatan properti perusahaan sebesar Rp762 miliar.
Di sisi lain, pendapatan dari divisi urban development sedikit menurun sebesar 4 persen menjadi Rp2,5 triliun. Lalu, pendapatan dari divisi ‘large scale integrated’ meningkat tajam sebesar 62 persen menjadi Rp1,25 triliun.
“Ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengakuan Pendapatan dari proyek-proyek seperti Trivium di Lippo Cikarang, Holland Village, Millenium Village dan Orange County,” tutur Ketut.
Dia mengatakan, pendapatan recurring berperan penting dalam menyeimbangkan pelemahan siklus di sektor bisnis properti. Pendapatan recurring LPKR tercatat tumbuh stabil 23 persen menjadi Rp6,75 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 64 persen terhadap total pendapatan perusahaan.
Sementara di sektor bisnis rumah sakit, LPKR mencatat pertumbuhan 25 persen menjadi Rp5,17 triliun. Hingga ahir 2016 lalu Siloam mengelola 23 rumah sakit dengan penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 18 persen, sementara itu kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 20 persen.
“Laba bersih tahun ini sebesar Rp 86 miliar atau naik 22 persen,” kata Ketut.
Adapun pendapatan dari divisi komersial LPKR meningkat sebesar 21 persen menjadi Rp732 miliar. Kenaikan itu terutama ditopang oleh peningkatan tajam dari pendapatan mal sebesar 47 persen atau menjadi Rp353 miliar, menyusul pendapatan Lippo Mall Puri meningkat sebesar 95 persen menjadi Rp187 miliar pada 2016.
“Untuk pendapatan hotel tetap stabil sebesar Rp379 miliar,” ujarnya lagi.
Ketut juga menunjukkan adanya penguatan neraca perusahaan melalui pasar obligasi global dengan suksesnya transaksi pembiayaan kembali obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2019 dan 2020. Masing-masing-transaksi itu sebesar 250 juta dollar AS dan 403 juta dollar AS dengan menerbitkan obligasi sebesar 260 juta dollar AS jatuh tempo pada 2022 dan obligasi sebesar 425 juta dollar AS jatuh tempo pada 2026 dengan kupon masing masing sebesar tujuh persen dan 6,75 persen.”Penempatan saham Siloam sebesar 9 persen ke CVC Capital Partners memberikan dana tambahan untuk pembiayaan ekspansi proyek proyek kami di sektor rumah sakit,” demikian Ketut Budi Wijaya, seperti dilansir KompasProperti, dan diolah Tim ‘BENDERRAnews’ serta ‘SOLUSSInews’ untuk ‘Cahayasiang.com’. (Tim)