Jakarta, 22/8/17 (SOLUSSInews): Sukses melakukan dua aksi korporasi sekaligus. Itulah gebrakan PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) terkini, yakni penerbitan surat utang senilai Rp750 miliar dengan kupon 10,5 persen-10,75 persen.
Dilaporkan, penerbitan obligasi ini merupakan bagian Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Mayapada Tahun 2017 dengan target indikatif Rp1,5 triliun.
Perseroan juga menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas X dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 546.592.860 senilai Rp 1 triliun. Melalui dua aksi korporasi ini, perseroan bakal meraup dana segar senilai Rp 1,75 triliun hingga akhir tahun 2017.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menuturkan, dana obligasi digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengembangan usaha, terutama kredit. Di samping itu, untuk peningkatan komposisi struktur dana jangka panjang. “Tujuan rights issue memperkuat Tier 1 (modal inti) dan penerbitan obligasi untuk memperkuat Tier 2 (modal pelengkap), serta untuk ekspansi kredit,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/8/17).
Target kredit
Direktur Keuangan dan MIS Bank Mayapada Hariati Tupang memasang target pertumbuhan kredit sebesar 20,5 persen dari perolehan akhir 2016 sebesar Rp47,20 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 22,3 persen dari Rp51,64 triliun, aset tumbuh 22,6 persen dari Rp60,84 triliun.
Sementara rasio kecukupan modal (CAR) dari 13,34 persen ditargetkan naik menjadi 15 persen di 2017. Adapun kenaikan laba 28 persen dari Rp 820,2 miliar di 2016. Diketahui, laba perseroan hingga semester I-2017 dibukukan Rp 501,79 miliar. “Dalam kurun waktu lima tahun terakhir kita selalu mengalami kenaikan (kredit) 5-20 persen, tahun ini kita berani targetkan naik 20,5 persen berikut juga dengan pendanaannya,” ujarnya.
Untuk informasi, Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Mayapada Tahap I Tahun 2017 memiliki tenor 7 tahun. Masa penawaran awal pada 22 Agustus-11 September 2017, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 19 September 2017, masa penawaran 22-25 September 2017, dan pencatatan di BEI pada 29 September 2017. Obligasi subordinasi Bank Mayapada memperoleh peringkatan BBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai penjamin emisi adalah PT RHB Sekuritas Indonesia.
Genjot produk
Usai dinyatakan OJK sebagai Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III yang memiliki kecukupan modal inti Rp5-30 triliun, Bank Mayapada akan menggenjot produk yang berkaitan dengan sektor teknologi informasi (TI) guna memperluas jangkauan keuangan secara digital.
Dirut Hariyono mengatakan, perseroan mengalokasikan Rp110-120 miliar pada tahun ini untuk pengembangan TI. Dana tersebut bagian dari belanja modal (capex) yang digelontorkan tahun ini sebesar Rp 180 miliar. Sebagai informasi, pada 2016 perseroan mengalokasikan dana pengembangan sektor TI sebesar Rp 95 miliar dengan total capex mencapai Rp160 miliar.
Bank milik taipan Dato Sri Tahir ini fokus menggarap pengembangan aneka produk dan layanan berbasis teknologi informasi/e-channel, antara lain m-banking, internet banking, dan e-money. “Kunci perbankan Indonesia ke depannya tidak lepas dari TI. Kami sudah punya mobile banking berbasis SMS, 3G dan 4G. Internet banking untuk individu juga sudah ada, sekarang lagi proses internet banking untuk bussiness. E-Money co brand juga sudah ada, sekarang lagi kembangkan e-Money berbasis server based. Semoga tahun ini sudah bisa selesai,” ujar Hariyono. (S-BS/jr)