St Petersburg, 23/6/18 (SOLUSSInews) – Wajar kini jika publik bola dunia memiliki ekspektasi sangat tinggi terhadap Selecao – julukan timnas Brasil – di Piala Dunia 2018 karena hasil-hasil sangat meyakinkan pada babak kualifikasi. Ini terjadi setelah ‘tim tango’ Argentina masih belum menunjukkan kinerjanya yang bagus, sementara sang juara dunia, Jerman, juga baru sekali tampil dan langsung kalah.
Sebagaimana disampaikan Paulo Rogerio, wartawan Super Esportes, media asal Brasil, menjelang laga Brasil kontra Kosta Rika, Jumat (22/6/18).
“Ekspektasi selalu tinggi karena Tite melakukan tugas sangat baik dan tim berada dalam tren menanjak,” ujar Paulo dalam pembicaraan dengan beberapa rekan wartawan, sebagaimana dilansir BolaSport.com.
Di bawah pelatih Tite, Timnas Brasil memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2018 sejak Maret 2017. Mereka menjadi kontestan Piala Dunia pertama yang memastikan tempat di Rusia.
Tim Samba menyelesaikan zona kualifikasi dengan raihan 41 poin, unggul 10 angka dari pesaing terdekat mereka, Uruguay.
Kendati demikian, Paulo Rogerio mengatakan bahwa tantangan di Piala Dunia berbeda.
“Tentu saja, tim-tim yang lolos ke Piala Dunia merupakan kekuatan terbaik dunia,” ucap Paulo.
Paulo pun sedikit sungkan mengatakan apa yang tergolong sukses bagi timnas Brasil selain menjuarai turnamen ini.
“Saya yakin tim bisa ke final karena skuad sekarang kuat dan berpengalaman. Mungkin kami bisa menghadapi Jerman pada partai pamungkas,” ujar Paulo menambahkan.
Harapan yang sama diungkapkan suporter Brasil yang BolaSport.com temui seusai Selecao mengalahkan Kosta Rika 2-0.
Mereka mengutarakan bahwa tahun ini Tim Samba akan menambah bintang keenam di logo federasi. Hal ini berarti bahwa timnas Brasil akan merebut gelar juara dunia untuk keenam kalinya.
Selebrasi politis
Sementara itu dari Kaliningrad diberitakan, dua pemain Timnas Swiss, Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka, terancam sanksi saat melakukan selebrasi tangan yang menyerupai elang karena berbau politis.
Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka mendapat sorotan seusai melakukan selebrasi gol saat melawan Serbia, Jumat (22/6/18) atau Sabtu dini hari WIB. Bahkan FIFA dikabarkan akan melakukan penyelidikan terhadap hal ini.
Shaqiri dan Xhaka merupakan dua aktor kebangkitan timnas Swiss saat mengalahkan Sebia 2-1 pada laga lanjutan penyisihan Grup E Piala Dunia 2018 di Stadion Kalinigrad.
Tertinggal lewat gol Aleksandar Mitrovic pada menit kelima, Shaqiri dan Xhaka berhasil balikkan keadaan dengan gol keduanya di menit ke-52 dan 90′.
Baik Shaqiri maupun Xhaka sama sama membuat simbol lewat tangannya seperti burung yang mengepakkan sayap dan menempelkannya di tengah dada.
Ternyata, itu adalah simbol dari Burung Elang negara Albania yang berusaha ditunjukkan Shaqiri dan Xhaka kepada dunia.
Maksud kedua pemain ini melakukan selebrasi tersebut ialah karena pengalaman pribadi dengan negara Serbia. Baik Shaqiri dan Xhaka berasal dari keluarga migran dan memiliki darah Kosovo yang merupakan negara pecahan Serbia.
Dilansir BolaSport.com dari situs web NBC Sports, yang juga ditayang ‘Kompas.com’, Shaqiri lahir di Kosovo sebelum pindah ke Swiss bersama orang tuanya dan tiga saudara kandungnya ketika baru berusia satu tahun.
Kepindahan Shaqiri ternyata disebabkan dengan kegaduhan yang terjadi di Kosovo dengan pemerintah Serbia. Kosovo lalu mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada tahun 2008, namun tidak diakui sebagai bangsa yang berdaulat oleh Serbia.
Kisah yang hampir mirip pun dialami oleh Xhaka. Ayah Xhaka sebelumnya berpartisipasi dalam demonstrasi menentang pemerintahan komunis Yugoslavia di Kosovo.
Akibatnya, sang ayah harus dipenjara dengan hukuman yang lama setelahnya.
Hubungan politik Albania dan Serbia inilah yang membuat kedua pemain ingin menyampaikan pesan tersebut lewat selebrasi gol ke gawang Serbia.
Bahkan, setelah pertandingan, Xhaka mengunggah gambar perayaannya di Instagram miliknya. Dalam unggahan tersebut, gambar selebrasi Xhaka disertai dengan teks yang juga cukup kontroversial.
“(Lihat) ini Serbia, inilah mengapa mereka memanggilku Granit Kosovo!” dalam sebuah bahasa Albania jika diterjemahkan secara kasar.
Xhaka lalu menghapus postingan tersebut dan menggantinya dengan gambar dari perayaannya bersanding dengan Shaqiri.
“Kita berhasil!” tulis Xhaka dalam keterangan di unggahan terbarunya.
Akibat selebrasi ini, FIFA dikabarkan akan mengusut keterlibatan Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri.
Pasalnya, FIFA sangat menentang segala jenis demonstrasi politik atau keterlibatan politik di dunia sepak bola, termasuk dalam selebrasi gol yang dilakukan seorang pemain di lapangan. (S-KC/BO/jr)