Jakarta, 31/1/19 (SOLUSSInews) – Segmen UMKM ternyata memberi kontribusi signifikan terhadap kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Dilaporkan, BRI berhasil mendulang laba sebesar Rp32,4 triliun di sepanjang tahun 2018 atau mengalami kenaikan 11,6 persen dibandingkan laba tahun 2017 sebesar Rp29 triliun.
Diakui, salah satu pendorong profitabilitas BRI seperti dikatakan Direktur Utama Bank BRI, Suprajarto, yakni karena penyaluran kredit ke sektor UMKM yang terus meningkat.
Hingga akhir Desember 2018, portofolio penyaluran kredit BRI terhadap segmen UMKM tercatat sebesar Rp645,7 triliun, atau setara 76,5 persen dari total penyaluran kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibandingkan proporsi kredit UMKM BRI di akhir tahun 2017 sebesar 75,6 persen.
Hal tersebut, ungkapnya, selaras dengan strategi perseroan yang terus fokus memberdayakan dan mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan menyediakan akses permodalan terhadap pelaku UMKM di Indonesia.
“Targetnya, di tahun 2022 portofolio penyaluran kredit UMKM BRI mencapai 80 persen dari total kredit,” kata Suprajarto dalam paparan kinerja, di Jakarta, Rabu (30/1/19) kemarin, seperti dilansir BeritaSatu.com.
Penyalur KUR terbesar
Secara keseluruhan, penyaluran kredit BRI tumbuh 14,1 persen di tahun 2018, dari Rp739,3 triliun di akhir 2017 menjadi Rp843,6 triliun di Desember 2018 dengan NPL gross sebesar 2,27 persen. NPL coverage dari semula 183 persen di akhir 2017 naik menjadi 185,9 persen di akhir 2018.
Terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR), tahun lalu Bank BRI telah menyalurkan KUR dengan total Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Hal ini menjadikan Bank BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9 persen dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp 123,56 triliun.
Untuk simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI di akhir Desember 2018 tercatat Rp944,3 triliun, atau tumbuh 12,2 persen year on year. Aset BRI pun terkerek di angka Rp1.296,9 triliun, tumbuh 15,2 persen dibandingkan posisi Desember 2017 sebesar Rp1.126,2 triliun.
“Faktor lain pendorong profitabilitas Bank BRI yakni perseroan mampu meningkatkan efisiensi dalam proses bisnisnya,” kata Suprajarto.
Hal tersebut tercermin dari penurunan BOPO, dimana BOPO akhir Desember 2018 tercatat 70 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO Desember 2017 sebesar 70,7 persen. Selain itu, struktur dana murah (CASA) BRI meningkat, dari 59 persen di akhir tahun 2017 menjadi 60,1 persen pada Desember 2018. Rasio lainnya, yakni LDR BRI berada di angka yang cukup ideal di kisaran 89,3 persen dan CAR 21,3 persen.
“BRI berhasil mempertahankan kinerja positif yang berkelanjutan di tengah kondisi ekonomi yang cukup menantang sepanjang tahun 2018. Di tahun ini kami optimistis terus tumbuh dengan membawa misi mendorong ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM dan program program lainnya.,” tambah Suprajarto. (S-BS/jr)