Jakarta, 5/3/19 (SOLUSSInews): Keunggulan pasangan Nomor Urut 01, Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin semakin signifikan. Itu dibuktikan berdasar hasil survei terbaru LSI Denny JA. Yakni, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf sebesar 58,7 persen, sementara pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga S Uno sebesar 30,9 persen, dengan publik yang belum menjawab sebesar sekitar sembilan persen
Menanggapi itu, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Charles Honoris mengatakan, jurang elektabilitas kedua pasangan semakin lebar, sekitar 28 persen. Jokowi-Ma’ruf semakin unggul, yang tentu akan membuat panik Paslon lawan.
“Sebab, dalam waktu 1,5 bulan menjelang pencoblosan, penantang yang sudah sejak awal tertinggal (sekitar 20 persen) bukannya mempersempit ketertinggalannya, malah semakin kedodoran. Ini ibarat pertandingan sepakbola, di mana Jokowi-Ma’ruf sudah unggul 3-0, namun waktu pertandingan tinggal tersisa 15 menit lagi. Siapa yang tidak grogi dan panik dalam kondisi ketertinggalan seperti ini?” kata Charles dalam pernyataan seperti dilansir BeritaSatu.com, Selasa (5/3/19).
Dikatakan Charles Honoris, melihat waktu survei LSI yang dilakukan pada 18 hingga 25 Februari 2019, tampak penampilan jempolan Jokowi dalam debat Capres kedua pada 17 Februari lalu sangat berpengaruh. Debat kedua Pilpres itu memberi kontribusi signifikan dalam memperbesar jarak elektabilitas kedua pasangan.
Bikin ‘blunder’
Sebaliknya, kata Charles Honoris, sejumlah blunder Prabowo dalam debat kedua, seperti jawaban tentang unicorn dan kepemilikan lahan, membuat jurang elektabilitas semakin lebar.
“Publik juga menyadari bahwa blunder tidak hanya dilakukan oleh Prabowo, tetapi juga oleh relawan pasangan nomor urut 02, Pepes, yang kedapatan melakukan fitnah terhadap pasangan nomor urut 01. Namun, kita bersyukur publik sudah semakin cerdas dan tidak terpengaruh dengan kampanye hitam tersebut. Sebaliknya, masyarakat justru antipati terhadap cara-cara hitam seperti itu, sehingga stagnansi elektabilitas paslon 02 ini seperti ‘hukuman’ dari publik yang mendambakan kampanye damai dan beradab,” tutur Charles Honoris.
Di waktu-waktu hari pencoblosan yang semakin dekat ini, kata Charles Honoris, semua pihak hendaknya tetap mengedepankan cara-cara bermartabat. “Rakyat tidak boleh dikorbankan hanya karena nafsu berkuasa segelintir elite yang tidak kesampaian. Sebaliknya, rakyat sebagai pemberi mandat harus menjadi pemenang dari proses demokrasi ini,” kata Charles Honoris yang juga anggota Fraksi PDI-P di DPR. (S-SP/BS/jr