Jakarta, 5/6/19 (SOLUSSInews) – Berbagai kalangan menyayangkan banyaknya politikus di Indonesia yang belum sepenuhnya bersikap dan bertingkah laku dengan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Salah satu buktinya, masih ada yang mendengunkan people power dalam merespons hasil Pemilu 2019 dan penyebaran berita bohong atau hoax untuk meraih kekuasaan.
Demikian pernyataan dari dua organisasi massa yang dikemukakan secara terpisah, yakni DP Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih 14 Februari 1946 (GPPMP) dan Paguyuban Rakyat Indonesia Raya (Parindra).
“Jika para elite benar-benar telah memahami nilai-nilai ideologi Pancasila, dan turunannya dalam berbagai bentuk aturan perundang-undangan serta jiwanya yang bermuara kepada gaya hidup gotong royong, sebenarnya orang-orang besar seperti Amien Rais dkk tak perlu mendorong massa aksi untuk saling berbenturan,” tandas DPP GPPMP dalam pernyataan persnya memperingati Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2019 sekaligus evaluasi demokrasi Indonesia pasca-Pemilu.
Pernyataan yang ditandatangi Ketum DPP GPPMP, Jeffrey Rawis, Sekjen, Teddy Matheos dan Ketua Hariannya, Rudy Sumampouw juga menegaskan, para elite termasuk pimpinan tertinggi partai politik (Parpol) seyogianya kembali kepada postulat ideologi Pancasila sebagaik kulminasi dari seluruh nilai luhur Nusantara serta kebangsaan Indonesia modern.
“Bung Karno sebagai penggalai nilai-nilai tersebut menyebut Pancasila sebagai ‘weltanschaung’, pandangan hidup, cita-cita kebangsaan yang luhur, yang bila diperinci bisa menjadi trisila (persatuan, kebangsaan, keadilan) atau lebih bisa lebih diperinci lagi jadi ekasila, yakni gotong royong. Nah dalam semangat gotong royong inilah kita sepakat untuk saling menghargai semua perbedaan keyakinan yang dianugerahkan TUHAN Yang Maha Esa, menghormati hak-hak azasi setiap warga, menjalin keutuhan kesatuan nasional sebagai saudara sebangsa, selalu bisa bermusyawarah untuk bermufakat, serta menggalang kegotorongroyongan bagi keadilan serta kesejahteraan bersama,” demikian DPP GPPMP.
Jadi, demikian Ketua DPP GPPMP Bidang Litbang dan Politik, Jeirry Sumampouw, jangan menggunakan cara-cara yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila jika menghadapi satu persoalan krusial, misalnya membenturkan sesama anggota keluarga bangsa melalui gerakan people power.
GPPMP merupakan Ormas Nasional yang resmi terdaftar di Kemdagri, memiliki visi terus mendinamisasikan jiwa-semangat-nilai (JSN) Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946, yakni Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945, Sumpah Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika, serta tetap menegakkan bendera Merah Putih di bumi nusantara NKRI.
Implementasikan nilai Pancasila
Secara terpisah, Ketua Umum Paraindra, Rajasa Brotodiningrat menilai, banyak politikus berperilaku jauh dari mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
“Politikus tidak mencerminkan Pancasila dengan adanya penyebaran berita hoax dan people power,” ujar Rajasa dalam diskusi publik memperingati hari lahirnya Pancasila di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/19).
Rajasa menegaskan, people power dan penyebaran berita hoax tidak ada dalam sistem nilai Pancasila. Karena itu, dia mengingatkan para politikus agar benar-benar memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
“Kami mengajak agar nilai Pancasila tidak hanya jadi jargon tetapi harus diimplementasikan,” katanya seperti dilansir BeritaSatu.com.
Rajasa mengakui, nilai-nilai Pancasila masih utuh, namun yang kurang ialah pengimplementasian nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, masih banyak pihak yang hanya menilai Pancasila sebagai jargon semata.
“Termasuk dalam perpolitikan di Indonesia saat ini telah keluar dari nilai-nilai Pancasila. Kita lihat para politisi dan elite di pemilu 2019, banyak yang keluar dari nilai-nilai Pancasila,” tuturnya.
Seperti diketahui, Paraindra merupakan wadah masyarakat untuk mewujudkan kedaulatan rakyat secara baik dan benar. Paraindra berpijak pada basis kebudayaan masyarakat Indonesia dalam mengkonsolidasi kedaulatan rakyat maupun dalam memperjuangkan dan merespon semua bentuk pengaruh dunia juga pengaruh kebijakan politik negara.
Target yang ingin dicapai oleh Paraindra adalah terbentuknya suatu tatanan masyarakat adil dan makmur. Dengan keadilan yang berkemakmuran itulah masyarakat Indonesia dengan segala bentuk budayanya akan berperan penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Raya di masa depan. (S-BS/jr — foto ilustrasi istimewa)