Jakarta, 5/2/21 (SOLUSSInews.com) – Kondisi Perekonomian Indonesia sepanjang 2020 alami minus sebesar 2,07 persen.
Dengan kontraksi tersebut dan bertambahnya jumlah penduduk, produk domestik bruto (PDB) per kapita atas dasar harga berlaku (ADHB) turun menjadi Rp56,9 juta atau setara dengan US$3.911,7. Sebelumnya di 2018, PDB per kapita ADHB sebesar US$3.927,3, kemudian di 2019 meningkat jadi US$4.174,5 (Rp 59,1 juta).
“Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 2,07 persen, di sisi lain ada pertambahan penduduk, maka PDB per kapita pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi Rp56,9 juta atau setara dengan US$3.911,7,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto dalam pemaparan pertumbuhan ekonomi 2020, Jumat (5/1/21).
Suhariyanto menambahkan, struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada 2020 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 58,72 persen, disusul Sumatera 21,36 persen, Kalimantan 7,94 persen, Sulawesi 6,66 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,94 persen, lalu Maluku dan Papua kontribusinya 2,35 persen.
Sementara berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang telah diintegrasikan dengan data Sensus Penduduk (SP) 2020, jumlah penduduk Indonesia hingga semester II 2020 sebanyak 271.349.889 jiwa.
Selamat dari kontraksi
Sementara itu, di saat Ekonomi Indonesia sepanjang 2020 mengalami kontraksi atau minus sebesar 2,07 persen, namun, tiga pulau masih mencatatkan pertumbuhan positif. Yaitu Pulau Sulawesi sebesar 0,23 persen serta Pulau Maluku dan Papua 1,44 persen.
Pulau Sulawesi, kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 6,66 persen, sementara Pulau Maluku dan Papua kontribusinya 2,35 persen.
“Di tahun 2020, Sulawesi masih mengalami pertumbuhan positif 0,23 persen karena masih ada pertumbuhan yang positif khusus untuk Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 4,85 persen. Ini karena adanya kenaikan produksi nikel,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto dalam pemaparan pertumbuhan ekonomi 2020, Jumat (5/2/21).
Sementara itu, Pulau Maluku dan Papua yang juga tumbuh positif 1,44 persen, karena ada dua provinsi yang masih tumbuh positif selama 2020. Yaitu Maluku Utara 4,92 persen dan Papua 2,32 persen, karena didorong oleh kenaikan produksi tembaga. (S-BS/jr)