Jakarta, 10/8/22 (SOLUSSInews.com) – Pengusaha nasional Mochtar Riady menilai, forum kerja sama lima negara yang tergabung dalam BRICS (terdiri atas Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) mampu menjangkau dan membantu umat manusia di seluruh dunia. Sebab, kelima negara itu merupakan negara besar yang masing-masing memiliki keunggulan, dan secara geografis membentang cukup luas sehingga manfaatnya dirasakan banyak negara.
“Saya percaya kerja sama di antara negara-negara BRICS tidak terbatas pada lima negara itu saja. Manfaatnya mampu menjangkau orang-orang seluruh dunia. Saya juga percaya banyak orang yang akan bersedia berbagi manfaat melalui kerja sama semacam ini,” ujar Mochtar saat menjadi panelis pada sesi yang membahas kerja sama bidang kesehatan di tengah pandemi, dalam BRICS Business Forum 2022, yang digelar secara online, Rabu (22/6/22) lalu.
Sebagaimana dilansir BeritaSatu.com, dalam forum bisnis tahun ini, Beijing bertindak selaku tuan rumah.
Mochtar Riady tampil bersama tujuh panelis yakni duta besar dan pelaku usaha sektor kesehatan dari Brasil, Tiongkok, India, Afrika Selatan, dan Uzbekistan. BRICS Business Forum 2022 dibuka oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping, dan ditandai dengan pidato dari kepala negara BRICS lainnya, yakni Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brasil Jair Messias Bolsonaro, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Mochtar Riady, yang merupakan pendiri dan Chairman Lippo Group tersebut menjelaskan, sikap saling membantu dan melengkapi semacam itu sangat penting untuk kemajuan umat manusia dalam kehidupannya sehari-hari. “Sikap saling menghormati masing-masing negara menjadi dasar untuk mengembangkan sikap saling membantu,” ujarnya.
Dia menambahkan, kelima negara BRICS merupakan negara besar di kawasan masing-masing. Dampaknya, negara-negara di Amerika Latin, Asia, Afrika, dan juga Eropa turut merasakan manfaat dari keberadaan BRICS.
“Tiongkok, Rusia, dan India, tiga negara ini sudah menghubungkan Eropa dan Asia Tengah. Wilayah yang secara geografis membentang luas ini telah membentuk sebuah konektivitas, sehingga membuka banyak peluang,” jelasnya.
Disebut Mochtar Riady, BRICS merupakan sebuah kekuatan besar. Dari sisi populasi, BRICS mencakup 41% populasi dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara BRICS mencapai 24% dari total PDB dunia. Sedangkan, dari sisi perdagangan, volume perdagangan kelima negara tersebut mengambil porsi 18% dari total volume perdagangan dunia.
Selain itu, masing-masing negara BRICS merupakan negara besar. Sebagai sebuah komunitas ekonomi, kelimanya memiliki keunggulan masing-masing.
“Tiongkok memiliki mata rantai industri yang paling lengkap di dunia. India memiliki kekuatan mata rantai industri padat karya. Rusia kuat di industri militer dan sumber daya alam. Adapun Brasil dan Afrika Selatan dianugerahi kekayaan sumber daya mineral,” ungkapnya.
Kerja sama kesehatan
Mengenai kerja sama bidang kesehatan, Mochtar Riady menilai, apa yang dilakukan negara-negara BRICS juga berjalan sangat baik, sehingga memberi dampak signifikan tidak hanya di antara negara anggota, tetapi juga negara lain, termasuk Indonesia.
“Selama Covid, kami sungguh merasa Tiongkok telah memberikan bantuan yang luar biasa kepada Indonesia dalam menghadapi pandemi yang sangat berat. Tiongkok telah menyediakan bantuan kepada negara tetangga, seperti vaksin. Atas nama rakyat Indonesia saya menyatakan terima kasih kepada pemerintah dan rakyat Tiongkok,” ujarnya.
Disebutnya, pelayanan bidang kesehatan dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni diagnosis, perawatan, dan pencegahan. Ketiga aspek tersebut membutuhkan alat-alat kesehatan.
Saat ini ada tiga nama yang terkenal di dunia sebagai produsen alat kesehatan, yakni Philips, Siemens, dan GE.
“Tiga nama besar ini, telah meng-outsource pabriknya ke Tiongkok. Sehingga dalam hal alat-alat kesehatan Tiongkok memiliki kapasitas yang memadai,” kata Mochtar.
“Indonesia bersyukur bisa bermitra dengan Tiongkok selama respons terhadap pandemi melalui kerja sama bilateral,” tambahnya.
Di hadapan peserta, Mochtar Riady juga mengungkapkan, Lippo Group saat ini memiliki 41 rumah sakit. Semua rumah sakit tersebut berada di bawah naungan Siloam Hospitals Group. (S-BS/jr)