Cikarang, 3/7/18 (SOLUSSInews) – Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Indonesua untuk terus mendorong ekonomi tetap bergairah.
Salah satu langkah sasaran strategis adalah relaksasi kredit properti. Hal ini karena sektor properti memiliki dampak yang berantai dan berdampak masif bagi perekonomian nasional. Bank Indonesia mencatat untuk sektor properti di Indonesia pada Mei 2018 mencapai Rp840,3 triliun. Angka itu tumbuh 11,4 persen dibandingkan periode serupa tahun 2017.
Asisten Gubernur Kepala Departmen Kebijakan Makropudensial Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta mengatakan, pertumbuhan sumber pembiayaan di sektor properti itu menunjukan tren yang meningkat selama setahun terakhir. “Terutama dipicu oleh relaksasi nilai kredit total agunan LTV (Loan to Value) yang dilakukan di Agustus 2016,” ujarnya, dilansir Tempo.co, Kamis (12/7/18) lalu.
Kebijakan pelonggaran kredit total agunan dinilai berefek jangka menengah dan mendorong pertumbuhan KPR hingga kini. Per tumbuhan KPR ter tinggi disalurkan untuk pembiayaan hunian apartemen tipe 22-70 meter persegi dan 70 meter persegi. “Kemampuan bayar dari debitor masih sangat baik, sehingga KPR masih bisa terus terangkat di pertengahan tahun ini,” ujar Filianingsih.
Penerapan uang muka ringan
Pelonggaran kredit properti ini dengan bank menerapkan LTV yang semakin ringan uang muka yang perlu disiapkan konsumen.
Dengan cara ini, kaum urban bisa memanfaatkan kesempatan untuk memiliki hunian idaman kebutuhan dengan kredit properti. Dengan masyarakat memiliki properti, menjadi indikator kesejahteraan masyarakat karena menggambarkan kepemilikan aset.
Memiliki aset properti memang dipercaya lebih untung dan minim resiko. Apalagi proyek properti tersebut memiliki banyak keistimewaan sebagai tempat tinggal dan instrumen investasi.
Sejak tahun lalu hingga kini, sektor properti semakin bergairah dan terus tumbuh dengan hadirnya mega-proyek Meikarta.
Meikarta tembus 150.000 pembeli
Lippo Group selaku pengembang Meikarta membangun hunian berupa apartemen yang tidak sedikit, namun berjumlah puluhan tower, terbagi beberapa blok.
Saat awal peluncuran, hunian yang dipasarkan Meikarta menarik perhatian publik dengan penjualan yang tembus 150.000 unit. Untuk tahun 2018, Meikarta masih terus menjadi incaran sebagai tempat tinggal dan investasi.
“Tahun ini, kami menargetkan Meikarta bisa menjual sebanyak 80 ribu unit,” kata CEO Lippo Group, James Riady.
Didukung Bank Nobu
Sejalan dengan penjualan yang semakin ditingkatkan, pembangunan apartemen juga terus dipacu dengan kekuatan penuh.
Pembangunan Meikarta kini mencapai lantai tujuh dan dilakukan secara serentak untuk 14 blok yang terdiri atas 28 tower.
Sebagaimana diiberitakan Investor Daily yang dilansir ‘BeritaSatu.com’, hunian Meikarta dipasarkan mulai Rp200 juta yang bisa menggunakan sumber pembiayaan dari Kredit Kepemilikan Apaertemen (KPA) Bank Nobu dan Ciptadana.
Pihak pengembang juga menyediakan hadiah menarik berupa hadiah langsung peralatan elektronik jika konsumen segera memesan unit apartemen Meikarta. (S-ID/BS/jr)