Jakarta, 1/11/18 (SOLUSSInews) – Hari Kamis (1/11/18) ini, manajemen PT Lippo Cikarang Tbk mengumumkan hasil keuangan untuk kuartal ketiga yang berakhir 30 September 2018.
Dilaporkan, perseroan meraih total pendapatan sebesar Rp1,84 triliun, yakni meningkat sebesar 50 persen dari periode yang sama tahun 2017. Sedangkan, laba kotor Rp1,05 triliun, yakni naik 102 persen.
Sementara itu, laba bersih sebesar Rp2,90 triliun naik 593 persen, terutama yang berasal dari dekonsolidasi anak perusahaan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Mahkota Sentosa Utama (PT MSU) selaku pengembang Meikarta, sebesar Rp2,35 triliun.
Untuk Q3 2018, pendapatan rumah hunian dan apartemen sebesar Rp717 miliar, turun 24 persen dari periode yang sama tahun 2017, menyumbang 39 persen dari total pendapatan. Sementara pendapatan dari industri dan komersial tercatat sebesar Rp875 miliar, berkontribusi 48 persen terhadap total pendapatan.
Di sisi lain, penghasilan berulang LPCK meningkat menjadi Rp247 miliar di Q3 2018 dari periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp209 miliar, berkontribusi 13 persen terhadap total pendapatan.
Sedangkan total aset LPCK menurun dari Rp12,4 triliun menjadi Rp9,4 triliun masing-masing pada tanggal 31 Desember 2017 dan 30 September 2018.
“Hasil kuartal ketiga 2018 kurang memenuhi harapan kami, terutama karena pasar properti di Indonesia melemah selama periode tersebut. Namun melalui proyek Meikarta, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan di masa depan,” kata Simon Subiyanto, Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk.
Serahkan dua menara Meikarta
Disebutkan pula, saat ini, LPCK telah menyerahkan dua menara perumahan Meikarta CBD, Irvine dan Westwood, kepada pelanggan untuk total 863 unit apartemen dengan nilai Rp709 miliar.
Ini menunjukkan komitmen LPCK untuk menyerahkan unit apartemen tepat waktu.
Terletak di tengah-tengah koridor timur, LPCK dikelilingi oleh beberapa kota industri berita seperti Deltamas, Jababeka, MM2100, dll, seperti dilansir ‘BeritaSatu.com’.
Setiap tahunnya, dari kawasan industri sekitar, di antaranya mampu memproduksi 10 jutaan sepeda motor dan jutaan mobil, belum lagi produk-produk industri ratusan pabrik lainnya.
Kawasan industri ini memiliki tenaga kerja puluhan ribu orang, termasuk para ekspatriat (tenaga ahli asing). Mereka inilah yang terus berburu hunian terjangkau, berfasilitas lengkap persembahan LPCK.
Dikitari infrastruktur terlengkap Asia Tenggara
Penting untuk dicatat, Lippo Cikarang juga akan dikelilingi oleh proyek-proyek nasional yang diprakarsai oleh Pemerintah Pusat di koridor timur ini, antara lain:
1. LRT (Light Rapid Transit) Cawang – Bekasi Timur dengan pengerjaan mencapai 47 persen dan estimasi penyelesaian pada pertengahan tahun 2019.
2. Jakarta – Bandung High-Speed Railway ditargetkan beroperasi pada Maret 2021.
3. Jalan Tol Jakarta – Jalan Tol Cikampek Elevated II penyelesaiannya mencapai 49 persen dan diperkirakan selesai pada pertengahan tahun 2019.
LPCK telah menunjukkan reputasinya sebagai pengembang properti daerah perkotaan dengan fasilitas berstandar internasional, dengan luas sekitar 3.250 hektar di mana industri menjadi basis ekonominya.
LPCK telah berhasil membangun lebih dari 17.192 rumah, dengan populasi saat ini 51.250 penduduk. Di kawasan industri Lippo Cikarang, terdapat sekitar 500.500 orang bekerja setiap hari di 1.200 pabrik manufaktur.
Perusahaan properti terbesar di Indonesia
LPCK merupakan anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Sedangkan LPKR kini menjadi perusahaan properti terbesar di Indonesia yang terdiri dari total aset dan pendapatan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
LPKR didukung oleh pendapatan berulang yang solid dan didukung oleh bank lahan yang terdiversifikasi. Bisnis LPKR terdiri dari Residential/Township, Mal Ritel, Rumah Sakit, Perhotelan, dan Manajemen Aset.
Sementara itu, LPCK terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp985 miliar atau setara dengan US$ 65 juta pada 26 Oktober 2018. (B-BS/jr)