Cikarang, 22/4/18 (SOLUSSInews) – Banyak pengguna jalan di Jakarta dan sekitarnya sering stres bahkan frustrasi. Penyebabnya, so pasti macet.
Ya, setiap orang yang tinggal di kota besar pasti merasakan kejenuhan menghadapi kemacetan. Apalagi macet di Jakarta terjadi setiap saa,t karena memiliki populasi sangat besar, namun sangat minim jalan dan sistem transportasi yang efektif.
Dalam riset yang dirilis Inrix menyebutkan, waktu kemacetan yang dirasakan pengendara di Jakarta dalam satu tahun rata-rata mencapai 63 jam.
Meikarta antisipasi kemacetan
Untuk mengatasi kemacetan di kota besar, perlu terobosan baru untuk mengatasinya. Kota baru di Cikarang akan mengatisipasi kemacetan dengan menyiapkan sistem transportasi yang inovatif mengusung konsep grid system.
Meikarta memang mengedepankan infrastr utur jalur transportasi yang inovatif dalam pembangunan infrastruktur yang nyaman dan cepat. Hal itu agar menghindarkan penghuninya terhindari kemacetan. Konsep grid ini nantinya setiap bangunan hunian akan terbentuk blok sehingga jalur jalan dibuat lebar untuk memberikan ruang ke pejalan kaki.
Di Asia, grid system telah diterapkan Di Tokyo, Jepang. Salah satunya di kawasan Shibuya yang tata kota tertata dengan konsep tersebut, sehingga mobilitas warganya teratur dan mudah akses ke transportasi umum serta pedestrian. Kota lainnya Sapporo juga menerapkan grid system, yang dipengaruhi dari kota-kota di Amerika Serikat.
Perencanaan grid system pada sebuah kota telah terbukti berpengaruh mengatasi kemacetan. Sebab, grid system adalah cara yang paling mudah dan praktis menavigasi warga kota terhindar dari kemacetan. Kota New York juga menjadi bukti kota besar tersibuk namun mampu terhindar kemacetan. Kesuksesan itulah yang mempengaruhi kota-kota lainnya di dunia menerapkan sistem ini.
No jalan buntu
Sebagaimana dikemukakan Chief Marketing Officer Meikarta, Ferry Thahir, alasan Meikarta akan menjadi kota bebas macet karena inovasi pembangunan grid system. “Grid system itu menjamin kota ini akan bebas macet. Jadi tidak ada jalan buntu jika terjadi kepadatan lalu lintas karena semuanya terkoneksi dengan jalanan yang lebih lancar,” kata Ferry.
Disebut Ferry, Meikarta juga melengkapi kotanya dengan ‘4 layers network’, yakni dengan membagi jalur jalanan berdasarkan jenis kendaraan. Layer per tama jalanan akan ditempati oleh transportasi umum berbentuk automated people mover (APM).
Meikarta yang dikembangkan oleh Lippo Group akan menyiapkan transportasi internal APM yang dapat menghubungkan semua wilayah di Meikarta. Sehingga, penghuni bisa dengan mudah mencapai berbagai pusat kegiatan. Layer kedua akan berisi jalur untuk kendaraan besar karena kendaraan jenis ini seperti truk dilarang untuk melintas di jalan umum.
Layer ketiga akan berisi jalur kendaraan pribadi. Layer keempat khusus jalur pedestrian. Jadi, dari hunian apartemen kemana saja, seperti pusat perbelanjaan dan bisnis, serta pusat pendidikan hanya berjalan kaki.
“Suasana pedestrian di Meikarta dipastikan akan rindang dan nyaman karena pepohonan yang besar didukung dengan bangunan hunian setinggi 40 hingga 50 lantai yang membuat pedestrian terhindar dari sinar matahari,” ujarnya.
Tiga jenis jalur
Kota modern ini akan memudahkan penghuninya untuk leluasa menggunakan jalur transportasi darat. Hal itu tercermin dengan perencanaan lebar jalan yang terbagi dalam tiga jenis jalur. Juga ada enam jalur selebar 30 meter, delapan jalur selebar 48 meter dan 10 lajur dengan lebar 60 meter.
Kondisi ini akan memudahkan pergerakan kendaraan saat berpapasan atau saat berputar.
Semua keistimewaan disediakan guna kenyamanan penghuni yang tinggal di Meikarta.
Segera miliki unit apartemen Meikarta dengan tiga tipe unit mulai satu, dua hingga tiga bedroom, yang dipasarkan mulai Rp200 jutaan. Hanya di Meikarta, hunian dengan harga yang sangat terjangkau dengan kelengkapan fasilitas berskala internasional. Demikian diberitakan Investor Daily, sebagaimana dilansir ‘BeritaSatu.com’. (S-ID/BS/jr)